Presiden terima kunjungan pemimpin oposisi Sri Langka

id jokowi,sri langka

Presiden terima kunjungan pemimpin oposisi Sri Langka

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Pemimpin Oposisi Parlemen Sri Lanka Rajavarothiam Sampanthan di Hotel Hilton Colombo, Sri Lanka (setkab.go.id) (setkab.go.id/)

Saya mengharapkan dukungan parlemen Sri Lanka dalam penguatan hubungan Indonesia-

Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan pemimpin oposisi Parlemen Sri Lanka Rajavarothiam Sampanthan di sela-sela kunjungan kenegaraan tersebut. 

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam rilisnya menyebutkan Presiden memerima Rajavarothiam di Hotel Hilton Colombo, Sri Lanka, Rabu (24/1).

Presiden Jokowi pun menyambut baik kunjungan yang dilakukan dalam rangka mendorong kerja sama yang konkret serta menguntungkan bagi kedua negara. Apalagi hubungan diplomatik Indonesia dan Sri Lanka telah terjalin dengan baik selama lebih dari enam dekade.

"Dalam kunjungan saya ke Sri Lanka ini, saya ingin mendorong penguatan kerja sama di berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi," ujar Presiden.

Salah satunya dengan pembentukan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement) dan pembangunan kerja sama kapasitas.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi berharap Indonesia dapat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Sri Lanka.

"Saya mengharapkan dukungan parlemen Sri Lanka dalam penguatan hubungan Indonesia-Sri Lanka, termasuk melalui peningkatan kerja sama yang erat antar parlemen," katanya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk bertukar pengalaman dengan Sri Lanka terkait "nation-building" (membangun negara). Mengingat komitmen kuat "nation-building" Sri Lanka pascapenyelesaian konflik tahun 2019.

 "Seperti di Sri Lanka, proses 'nation building' juga terus menerus diperkuat di Indonesia yang memiliki kemajemukan dengan Pancasila sebagai landasan filosofis bangsa," ucap Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa.