Inovasi jajar legowo tingkatkan produksi padi

id padi

Inovasi jajar legowo tingkatkan produksi padi

Arsip: Gebyar perbenihan yang diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia itu menampilkan hasil-hasil aplikasi teknologi perbenihan anekan tanaman pangan yang populer di kalangan petani. ANTARASULTENG.COM/Basri Marzuki/17

Sistem Hakika kelihatannya bagus, tapi biaya produksinya tinggi, sistem itu harus mandi pestisida, bahkan petani menggunakan pestisida tiga merek sekali semprot
Poso, (Antaranews Sulteng) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah mengimbau petani sawah di Sulteng untuk meninggalkan pola tanam "hakika" (hambur kiri kanan) dan beralih ke model penanaman padi dengan pola tanam jajar legowo.

"Sistem Hakika kelihatannya bagus, tapi biaya produksinya tinggi, sistem itu harus mandi pestisida, bahkan petani menggunakan pestisida tiga merek sekali semprot," kata Kepala BPTP Sulteng Andi Baso Lompengeng Ishak, di Poso, Kamis.

Sebelumnya, Andi Baso hadir di Poso dalam rangka panen raya padi jajar legowo super di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Senin (29/1).

Dia mengatakan di hadapan para kelompok tani dikhawatirkan model penanaman hakita yang tidak diketahui dari mana asal usulnya itu, justru merugikan petani karena beras yang dihasilkan tidak layak konsumsi.

Pola Pertanian hakika juga membuat kondisi lahan pertanian terkuras kesuburannya yang membuat tinggi tingkat kebutuhan penggunaan pupuk untuk musim tanam berikutnya.

Penerapan sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong.

Istilah legowo diambil dari bahasa Jawa, yaitu berasal dari kata `lego` berarti luas dan `dowo` berarti memanjang.

Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.

Hasil implementasi teknologi itu pada areal persawahan seluas 20 hektare di Desa Masani memungkinkan peningkatan hasil panel yang mencapai 9 ton gabah kering giling per hektare, dibandingkan pencapaian rata-rata petani maksimal hanya 2,5 ton hingga 3 ton.

Wakil Bupati Poso Samsuri pada kesempatan itu mengatakan bila teknologi ini bisa diaplikasikan pada seluruh areal persawahan di Poso akan membuat daerah ini surplus beras.

Menurutnya, penerapan sistem pola tanam Jajar Legowo akan mendongkrak produksi pertanian padi, sehingga panen padi di Poso akan menjadi surplus ke depan.

Kepala Dinas Pertanian Poso Herningsih Tampai mengatakan pola itu merupakan kerja sama Dinas Pertanian Kabupaten Poso dan BPTP Provinsi Sulteng yang telah memberi bukti nyata kepada masyarakat petani Poso.

Dia menegaskan bahwa inovasi teknologi melalui pola tanam jajar legowo itu?lebih menguntungkan petani dengan terjadi peningkatan hasil panen.

Semua bentuk kerja sama yang?memberi manfaat akan terus kami lakukan dan pertahankan, dan tentu Dinas Pertanian Kabupaten?Poso akan melaksanakan kegiatan seperti itu di seluruh wilayah, sehingga penerapan teknologi pola tanam jajar legowo dapat teraplikasi secara bertahap?di seluruh desa se-Kabupaten Poso.