Tiga daerah sasaran pengembangan bawang putih

id bawang putih

Tiga daerah sasaran pengembangan bawang putih

Ilustrasi (Foto Antara) (Foto Antara/)

Palu, (Antaranews Sulteng) - Tiga dari sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah diprogramkan pemerintah daerah sebagai lokasi paling potensial bagi pengembangan komoditas hortikultura, tarmasuk bawang putih.

Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Sulteng, Trie Iriyani Lamakampali di Palu, Sabtu mengatakan ketiga daerah itu adalah Kabupaten Sigi, Poso dan Banggai.

Daerah-daerah itu selama ini sudah mengembangkan komoditas tersebut, tetapi masih dalam skala kecil.

Guna meningkatkan produksi petani terhadap komoditas pangan, maka pada tahun anggaran 2018, Dinas Pertanian dan Hortikultura provinsi memprogramkan pengembangan bawang putih di tiga kabupaten di Sulteng itu.

"Ya kondisi tanah dan iklimnya cukup menunjang. Bawang putih cocok untuk dikembangkan dalam skala lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," kata dia.

Karena ketiga daerah itu cocok bagi pembudidayaan bawang putih, makanya Pemprov Sulteng memilih pada tahun ini untuk mengembangkan komoditas tersebut dalam jumlah areal yang lebih luas lagi dari sebelumnya.

Khusus Kabupaten Poso dan Sigi, kata Trie selama ini menjadi sentra produksi berbagai jenis komoditas hortikultura seperti bawang merah, kubis, sawi, labu, rempah-rempah, wortel, kentang, terong, kacang panjang, bayam,cabai dan tomat.

Berikutnya, buah naga, pepaya, mangga, pisang, teruk manis, nangka, semangka, lansat dan durian.

Sigi dan Kabupaten Poso merupakan sentra produksi komoditas hortikultura di Provinsi Sulteng. Sebagian besar hasil panen petani di pasarkan ke Kota Palu dan Kaltim.

Dia menambahkan untuk pengembangan komoditas bawang putih, Sulteng telah menyiapkan seluas 645 hektare lahan tersebar di tiga kabupaten tersebut dengan estimasi produksi jika tidak ada gangguan hama mampu menghasilkan 4.964 ton.

Harga bawang putih di pasaran saat ini cukup bagus berkisar Rp20.000 ton. Harga bawang putih di pasaran pernah naik hingga mencapai level tertinggi selama beberapa tahun terakhir yakni Rp60.000/kg.