Konsumsi BBM khusus masyarakat Sulteng meningkat

id pertamina,BBM khusus

Konsumsi BBM khusus masyarakat Sulteng meningkat

Unit Manager COMM and CSRmor VII Sulawesi, M Roby Hervindo menjelaskan tren kenaikan konsumsi BBM di Sulawesi pada kegiatan Media Gathering Saribattang 2018, di Yogyakarta, Jumat (9/2) malam. (Antaranews Sulteng/Humas Pertamina)

masyarakat mulai memahami keunggulan produk khsusu seperti pertalite dan pertamax," ujar Roby.
Yogyakarta (Antaranews Sulteng) - PT Pertamina Persero wilayah Sulawesi memaparkan tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) khusus jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Solar terus meningkat di Sulawesi.

"Ada perubahan perilaku pnggunaan BBM oleh masyarakat yang dulunya menggunakan BBM jenis Premium kini beralih ke BBM nonsubsidi," kata Unit Manager COMM and CSR MOR VII Sulawesi, M Roby Hervindo di Yogyakarta pada kegiatan Media Gathering Saribattang, Jumat.

Roby menguraikan, berdasarkan data tahun 2017 penggunaan BBM semua jenis mengalami kenaikan konsumsi, seperti BBM jenis Pertalite tingkat konsumsinya 118.259 kiloliter sedangkan 2016 hanya sekitar 37.138 kiloliter atau 218 persen lebih.

Sedangkan, BBM jenis Pertamax 8.818 kiloliter, sedangkan tahun lalu hanya berkisar 7.325 kiloliter atau naik 20 persen.

Sementara Solar 129.389 kiloliter yang pada 2016 hanya 128.316 kiloliter atau naik lebih satu persen.

"Untuk Pertamax Turbo 5.36 kilo liter dan Pertamina Dex 24 kiloliter sebab 2016 jnis BBM ini belum dipasarkan," terang Roby.

Sementara, konsumsi BBM jenis premium di tahun 2017 mengalami penurunan 241.739 kilo liter di banding 2016 lalu 314.396 kilo liter atau kurang dari 23 persen.

Tingkat konsumsi BBM nonsupsidi saat ini cukup diminati masyarakat, hal itu terbukti dengan meningkatnya jumlah konsumsi, meski harga jual BBM jenis nonsupsidi ini sedikit diatas premium, namun hal ini tidak mempengaruhi minat masyarakat.

Kini harga jual BBM jenis pertalite di sarana pengisian bahan bakar umum Rp7.800/liter, kemudian pertamax Rp8.900/liter.

"Peralihan konsumsi ini, karena masyarakat mulai memahami keunggulan produk ksusunya pertalite dan pertamax," jarnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, meski konsumsi premium menurun 23 persen namun pertamina tetap menyediakan BBM sesuai sekmennya masing masih, sehingga kebutuhan BBM ditingkat masyarakat tetap terpenuhi.

Keunggulan pertalitr dan pertamax, urainya, jauh lebih irit dibanding BBM jenis premium, sehingga jarak tempuhnya cukup tahan dan cocok digunakan untuk perjalanan jauh.