Masyarakat Lindu sambut positif survei fokus Schistosoma

id Tnll,Lindu

Masyarakat Lindu sambut positif survei fokus Schistosoma

Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) bekerja sama Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah melakukan survei fokus schistosoma di tiga wilayah tersebar di Kabupaten Sigi dan Poso. (Foto Antara/anas masa) (Foto Antara/anas mas

Kami sangat gembira karena selama ini masyarakat terus dihantui rasa takut, sebab Dataran Tinggi Lindu termasuk fokus penyakit schistosomiasis
Sigi,  (Antaranews Sulteng) - Pemerintah dan masyarakat di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah menyambut positif survei fokus schistosoma yang dilakukan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di wilayah itu.

"Kami sangat gembira karena selama ini masyarakat terus dihantui rasa takut, sebab Dataran Tinggi Lindu termasuk fokus penyakit schistosomiasis," kata Ape T, salah seorang tokoh pemuda di Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Rabu.

Ia mengatakann sejak pertama kalinya penyakit tersebut ditemukan di Dataran Tinggi Lindu, masyarakat hidup dalam bayang-bayang ketakutan.

Aktivitas masyarakatpun sangat terbatas, karena ada banyak fokus schistosoma yang tersebar wilayah itu. Semua desa di Kecamatan Lindu memiliki beberapa titik fokus schistosoma.

Dan pada titik fokus dipasang papan pengumuman bahwa wilayah itu merupakan rawan banyak keong schistosoma sehingga masyarakat harus hati-hati ketika melalukan aktivitas.

Sementara, kebanyakan kebun masyarakat harus melewati titik fokus.

Karena itu, kegiatan yang dilakukan Balai Besar TNLL bersama Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) selama beberapa hari di Kecamatan Lindu sangatlah penting dan perlu didukung semua pihak yang ada di daerah itu.

"Masyarakat sangat berharap dengan ditemukannya titik fokus schistosoma, maka upaya pemberantasan terhadap sumber penyakit schistosomiasis dapat dilakukan secara maksimal dan sinergi antar semua instansi pemerintah pusat maupun daerah," kata Ape.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Camat Lindu, Sebulon Satinadja. Ia mengatakan jumlah penduduk yang ada saay ini sebanyak 5.190 jiwa.

Penduduk sebanyak itu tersebar di empat desa yakni Puro`o, Langko, Tomado, Anca dan Olu. Di masing-masing desa ada titik fokus schistosoma.

Khusus untuk titik-titik fokus selama ini sudah mendapat penanganan dari instansi terkait sehingga mulai berkurang dan ada sudah hilang.

Tetapi, kata dia, itu yang ada di sekitar kawasan konservasi TNLL. Tidak menutup kemungkinan ada fokus schistosoma di dalam kawasan dan hingga kini belum ditemukan.

Karena itu, kegiatan survei fokus yang dilakukan pihak Balai Besar TNLL bekerja sama Balai Litbang P2B2 Kabupaten Donggala sangat tepat dan perlu mendapatkan dukungan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Sigi, khususnya Lindu.

"Kita berharap dari survei bisa diketahui apakah fokus keong schisto ada atau tidak di dalam kawasan konservasi di wilayah Lindu," kata Sebulon.

Di dataran tinggi Lindu juga terdapat danau yang cukup luas selain merupakan sumber mata pencaharian masyarakat menangkap ikan untuk dikonsumsi dan dijual, juga merupakan destinasi wisata yang mulai banyak menarik wisatawan mancanegara.

Kecamatan Lindu selama bertahun-tahun hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki atau naik kuda sebagai transportasi tradisional masyarakat.

Tetapi sejak akhir 2017 sampai sekarang ini, jalan menuju Lindu dari pintu masuk TNLL di Dusun Sadaunta Desa Namo, Kecamatan Kulawi sudah bisa dilalaui kendaran mobil.

"Sekarang ini yang masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat adalah penyakit schistosomiasis sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah untuk memberantas sampai tuntas," kata Sebulon.

Dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, Kecamatan Lindu bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan jarak sekitar 70an km.