Kapolda: masyarakat penentu utama keamanan Pilkada Donggala

id pilkada,donggala,kapolda

Kapolda: masyarakat penentu utama keamanan Pilkada Donggala

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol I Ketut Argawa (Antaranews Sulteng/Nanang/)

Kapolda: proses yang kurang baik dimasa lalu harus dibenahi
Donggala (Antaranews Sulteng) - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi I Ketut Argawa menyatakan bahwa kepolisian siap mengawal pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di Kabupaten Donggala, namun menyebut bahwa masyarakatlah yang paling menetukan aman tidaknya jalannya seluruh tahapan pesta demokrasi ini.

"Kepolisian siap kawal semua proses tahapan pilkada hingga selesai, kami siap mem-backup Pilkada Donggala dengan bekerja sama semu pihak terkait dan masyarakat luas," kata Kapolda saat menyampaikan sambutan pada acara seremoni tabligh akbar pilkada damai Kabupaten Donggala di depan Polsek Banawa., Senin 

Tabligh akbar pilkada damai digelar oleh Satgas Nusantara lewat Kepolisian Resort Donggala bekerja sama Polda Sulteng, dengan menghadirkan tiga tokoh agama Islam selaku pembicara yaitu Prof Dr H Zainal Abidin MAg dan Habib Abdurahman Aljufri dari Palu dan Dr H Das'ad Latief dari Makassar.

Menurut Ketut Argawa, TNI dan Polri akan netral dalam proses demokrasi itu karena TNI dan Polri menjadi salah satu elemen yang turut serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan pilkada.

"Saya berharap dalam upaya mewujudkan pilkada damai, kita tetap bekerj asama, serta tetap meningkatkan koordinasi dengan KPU dan Panwaslu," kata  Argawa.

Baca juga: Tiga pasang cabup/cawabup Donggala deklarasi kampanye damai

Ia mengajak seluruh komponen pemerintah, Polri, TNI, pasangan calon, partai politik pengusung, tokoh agama, tokoh perempuan, dan seluruh masyarakat untuk wujudkan pilkada yang damai.

"Pilkada ini bukan hal yang baru. Karena itu saya berharap kita belajar dengan pilkada sebelumnya. Hal-hal apa yang kurang di tahun lalu, kita benahi," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa proses pilkada beberapa tahun lalu yang baik, harus dipertahankan dan ditingkatkan sebaliknya proses yang kurang baik harus di benahi.

"Saya berharap agar kita bersama-sama membenahi proses-proses yang kurang baik. Pilkada tahun tahun sebelumnya harus jadi cermin, jadi pelajaran untuk kita perbaiki," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa pilkada 2018 ini merupakan jendela demokrasi perhelatan menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 mendatang.