Sulteng antarpulau kopra ke Gorontalo dan Sulut
Palu, (Antaranews Sulteng) - Sulawesi Tengah hingga kini masih mengantarpulaukan komoditi perkebunan, khususnya kopra ke Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Nahyun Biantong di Palu, Rabu, mengatakan kopra produksi petani di daerah ini dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik minyak di Amurang, Provinsi Sulut dan Marisa (Gorontalo).
Nahyun belum memiliki data ril antarpulau kopra namun mengatakan meski produksi kopra di Sulteng dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung terus menurun, tetapi tetap setiap bulan ada pengiriman kopra ke dua daerah tetangga Sulteng itu.
"Rutin ada antarpulau kopra ke Gorontalo dan Sulut," kata dia, tanpa merincinya.
Dia juga mengaku produksi kopra petani Sulteng tiap tahun menurun dikarenakan banyak pohon kelapa yang ada di kabupaten/kota di Sulteng kini usianya sudah tidak produktif lagi.
Rata-rata pohon kelapa yang ada di provinsi ini sudah kurang buahnya karena faktor usia. Petani banyak yang menebang pohon kelapa tidak produktif untuk dijual sebagai bahan baku bangunan.
Sementara itu petani kebanyakan tidak lagi menanam pohon kelapa karena butuh waktu cukup lama baru bisa menghasilkan.
"Ya mereka menggantinya dengan berbagai jenis tanaman baik komoditi pertanian seperti jagung dan perkebunan seperti kakao.
"Inilah penyebab produksi kopra Sulteng dalam kurun waktu beberapa tahun ini menurun," katanya.
Baca juga: Sulteng Suplai Kopra Dua Provinsi Di Sulawesi
Sebenarnya, pemerintah provinsi tetap setiap tahun melalukan program peremajaan kelapa hanya saja memang harus diakui peremajaan kelapa di sejumlah kabupaten di Sulteng masih terbatas disesuaikan anggaran APBN dan APBD.
Selain itu, memang untuk mencari bibit cukup sulit. "Kita belum mampu memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar," kata dia.
Seorang pengusaha kopra di Palu mengatakan selama ini hasil bumi itu diantarpulaukan ke Gorontalo dan Sulut. Juga sebagian lagi memenuhi kebutuhan pabrik minyak di Moutong, Kabupaten Parigi Moutong. Di wilayah itu ada satu pabrik minyak milik PT Bimoli.
"Jadi sebagian kopra produksi petani Sulteng juga dijual langsung ke perusahaan itu," kata Abraham, seorang pengusaha kopra di Palu, Ibu Kota Sulteng.
Harga kopra di tingkat pengumpul di Palu saat ini berkisar Rp6.300/kg atau turun dibandingkan sebelumnya diatas Rp11.000/kg.
Baca juga: Harga Kopra Di Palu Terus Membaik
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Nahyun Biantong di Palu, Rabu, mengatakan kopra produksi petani di daerah ini dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik minyak di Amurang, Provinsi Sulut dan Marisa (Gorontalo).
Nahyun belum memiliki data ril antarpulau kopra namun mengatakan meski produksi kopra di Sulteng dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung terus menurun, tetapi tetap setiap bulan ada pengiriman kopra ke dua daerah tetangga Sulteng itu.
"Rutin ada antarpulau kopra ke Gorontalo dan Sulut," kata dia, tanpa merincinya.
Dia juga mengaku produksi kopra petani Sulteng tiap tahun menurun dikarenakan banyak pohon kelapa yang ada di kabupaten/kota di Sulteng kini usianya sudah tidak produktif lagi.
Rata-rata pohon kelapa yang ada di provinsi ini sudah kurang buahnya karena faktor usia. Petani banyak yang menebang pohon kelapa tidak produktif untuk dijual sebagai bahan baku bangunan.
Sementara itu petani kebanyakan tidak lagi menanam pohon kelapa karena butuh waktu cukup lama baru bisa menghasilkan.
"Ya mereka menggantinya dengan berbagai jenis tanaman baik komoditi pertanian seperti jagung dan perkebunan seperti kakao.
"Inilah penyebab produksi kopra Sulteng dalam kurun waktu beberapa tahun ini menurun," katanya.
Baca juga: Sulteng Suplai Kopra Dua Provinsi Di Sulawesi
Sebenarnya, pemerintah provinsi tetap setiap tahun melalukan program peremajaan kelapa hanya saja memang harus diakui peremajaan kelapa di sejumlah kabupaten di Sulteng masih terbatas disesuaikan anggaran APBN dan APBD.
Selain itu, memang untuk mencari bibit cukup sulit. "Kita belum mampu memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar," kata dia.
Seorang pengusaha kopra di Palu mengatakan selama ini hasil bumi itu diantarpulaukan ke Gorontalo dan Sulut. Juga sebagian lagi memenuhi kebutuhan pabrik minyak di Moutong, Kabupaten Parigi Moutong. Di wilayah itu ada satu pabrik minyak milik PT Bimoli.
"Jadi sebagian kopra produksi petani Sulteng juga dijual langsung ke perusahaan itu," kata Abraham, seorang pengusaha kopra di Palu, Ibu Kota Sulteng.
Harga kopra di tingkat pengumpul di Palu saat ini berkisar Rp6.300/kg atau turun dibandingkan sebelumnya diatas Rp11.000/kg.
Baca juga: Harga Kopra Di Palu Terus Membaik