Gubernur harap musrembang jawab tantangan pertanian

id longki,musrembang

Gubernur harap musrembang jawab tantangan pertanian

Gubernur Sulteng buka musrembang Pertanian Tingkat Provinsi Sulawesio Tengah di Palu, Selasa. (Foto Antara/Anas Masa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Gubernur Sulawesi Tengah, H Longki Djanggola mengatakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian akan menjawab berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan produksi, produktivitas dan kesejahteraan petani di daerah itu.

Hal itu dikemukakan Gubernur pada Musrembang Pertanian yang dilaksanakan Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Tengah di Palu, Selasa.

Musrembang yang berakhir 21 Maret 2018 itu bertujuan menyamakan persepsi antarpemerintah kabupaten dan kota di provinsi itu dengan pemerintah pusat terhadap pembangunan sektor pertanian.

Gubernur mengatakan sektor pertanian hingga kini dan beberapa tahun ke depan masih menjadi prioritas pembangunan Provinsi Sulteng.

Karena itu, pemerintah daerah terus mendorong sektor pertanian dengan memaksimalkan semua lahan potensial yang ada bagi pengembangan tanaman pangan dan hortikultura serta sektor perkebunan dan peternakan, agar setiap tahunnya bisa tumbuh sesuai harapan.

Longki mengatakan dengan dijadikannya Sulteng sebagai daerah sentra produksi pangan dan hortikultura serta peternakan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) perlu mendapat perhatian dari semua pihak di daerah ini.

Menurut dia, kegiatan tersebut juga sekaligus dapat merumuskan berbagai solusi dalam menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi Sulteng dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani.

"Jika produksi dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan meningkat, niscaya petani di Sulteng akan meningkat pula kesejahteraannya," katanya.

Menurut Longki, khusus produksi tanaman pangan (padi) di Sulteng pada 2017 mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya.

Kecuali sub sektor perkebunan yakni komoditas kelapa dalam dan kakao, dalam beberapa tahun terakhir ini diakuinya mengalami penurunan.

Penurunan produksi kakao lebih dikarenakan pengaru curah hujan yang tinggi menyebabkan buah kakao banyak yang gugur.

Sementara untuk komoditas kelapa dalam, penurunan lebih dikarenakan faktor usia pohon kelapa milik petani di seluruh kabupaten/kota di Sulteng rata-rata tidak produktif lagi.

"Artinya, produksi buah kelapa di Sulteng terus menurun. Di satu sisi petani tidak melakukan peremajaan karena memang butuh waktu cukup lama dibanding tanaman perkebunan lainnya seperti kakao, cengkih dan kopi, yang hanya tiga-lima tahun sudah berproduksi," katanya.

Karena itu, para petani kelapa banyak yang beralih menjadi petani kakao, cengkih dan kopi.

"Inilah yang menyebabkan produksi buah kelapa petani Sulteng setiap tahunnya menurun karena faktor usia dan tidak dilakukan peremajaan," kata dia.

Guna meningkatkan kembali produksi kelapa dalam di Sulteng, pemerintah pusat dan daerah selama beberapa tahun terakhir melakukan program peremajaan kelapa dalam dengan dukungan anggaran pemerintah pusat melalui intervensi APBN dan APBD.

Namun, kata Gubernur Longki, karena dananya terbatas sehingga luas areal pengembangan kelapa dalam setiap tahunnya juga dialokasikan melalui program peremajaanpun dibatasi sesuai anggaran yang ada.

Beberapa tahun ke depan, kata Longki, jika program ini berjalan dengan baik, niscaya produksi kelapa dalam di Sulteng akan meningkat. Begitu pula halnya produksi tanaman pangan, hortikultura dan peternakan.

Hadir musrembang itu antara lain Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulteng, Kapolda dan Danrem 132 Tadulako serta sejumlah kepala SKPD dan anggota DPRD Sulteng.

Musrembang bidang pertanian diikuti sekitar 300 perserta terdiri kepala-kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan se kabupaten dan kota di Sulteng.