Harga bawang di Palu naik karena stok kurang

id bawang

Harga bawang di Palu naik karena stok kurang

Ilustrasi, Penjual bawang merah dan bawang putih (Foto antara)

... hasil pengecekan di pasar-pasar tradisional, harga bawang memang mengalami kenaikan cukup signifikan.
Palu,  (Antara) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah mengklaim penyebab utama kenaikan harga bawang di pasaran Kota Palu dalam beberapa bulan terakhir ini dikarenakan stok menipis, sementara permintaan masyarakat terus meningkat.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulteng, Zainuddin Hak di Palu, Rabu mengatakan hasil pengecekan di pasar-pasar tradisional, harga bawang memang mengalami kenaikan cukup signifikan.

Tetapi, kata dia, stok yang ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ia menjelaskan kenaikan harga komoditi pangan tersebut akibat pasokan dari sentra-sentra produsen berkurang.

Khususnya bawang putih, kata Zainuddin selama ini didatangkan para distributor dari luar Sulteng.

Bawang putih yang beredar di pasaran berasal dari Pulau Jawa dan juga sebagian impor.

Kebetulan di beberapa daerah penghasil bawang putih di tanah air curah hujan tinggi dan mengakibatkan adanya bencana alam banjir.

Otomatis, hasil panen petani di sentra-sentra produksi yang memiliki tingkat curah hujan tinggi dipastikan menurun.

Begitu pula halnya bawang merah yang juga mengalami kenaikan cukup tajam. Di sentra-sentra produksi seperti di Kabupaten Sigi dan Dataran Napu di Kabupaten Poso saat ini belum ada panen.

Sebagian besar, katanya, hasil panen hortikultura dijual ke Kota Palu dan sebagian lagi diantarpulau ke Provinsi Kalimantan Timur.

Sementara Bulog Sulteng yang diharapkan bisa melakukan intervensi pasar untuk beberapa komoditi pangan, hingga kini tidak lagi memiliki stok bawang putih maupun bawang merah.

Harga bawang putih di pasaran saat ini sudah mencapai Rp40.000/kg dari sebelumnya Rp20.000/kg dan bawang merah Rp36.000/kg dari sebelumnya Rp25.000/kg.