EU Desak Myanmar Hentikan Kerusuhan

id EU, DEsak, Myanmar

Yangon - Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso menyerukan penghentian pembunuhan antar kelompok di Myanmar setelah berembuk dengan Presiden Thein Sein, sementara menjanjikan bantuan kepada negara itu.  

Lebih dari 100.000 orang terlantar sejak Juni dalam dua bentrokan besar di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, di mana bentrokan baru sejak bulan lalu antara warga Buddha dan Rohingya yang Muslim menyebabkan 30.000 orang mengungsi.

Puluhan orang tewas pada ke dua pihak dan ribuan rumah dibakar.

"Kami sangat prihatin dengan kejadian-kejadian ini dan akibatnya bagi reformasi dan demokratisasi negara itu. Kami mengharapkan semua pemimpin agama menahan diri," kata Barroso dalam pidatonya, Sabtu.

"Uni Eropa siap memberikan bantuan empat juta euro (lima juta dolar AS) untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak, asalkan akses ke daerah-daerah yang terkena dampak aksi kekerasan itu dijamin," katanya dalam pidato tertulisnya yang disiarkaan di Brussels.

Barroso,terakhir dari sejumlah pejabat Barat mengunjungi Myanmar setelah pemerintah sipil yang dipimpin Thein Sein berkuasa tahun lalu mengatakan hal itu di kantor pusat perdamaian baru di Yangon.

EU membantu 700.000 euro untuk membangun pusat perdamaian itu, yang dibangun untuk memfasilitasi "dialog antara semua pihak yang peduli dengan proses perdamaian etnik", kata satu pernyataan terpisah Komisi Eropa.

Pernyataan Barroso itu diucapkan setelah ia bertemu dengan presiden Myanmar dan berunding dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi.

Thein Sein dipuji masyarakat internasional karena melakukan reformasi di bekas negara yang lama diperintah junta militer itu, termasuk pembebasan ratusan tahanan politik dan pemilihan Aung San Suu Kyi sebagai anggota parlemen.

Tetapi kerusuhan di Rakhine menimbulkan satu tantangan berat pada proses reformasi, kata para pemantau.(ANTARA/AFP)