Menkeu: pertumbuhan ekonomi bisa melebihi lima persen

id menkeu,sri mulyani

Menkeu: pertumbuhan ekonomi bisa melebihi lima persen

Menteri Keuangan Sri Mulyan (Foto ANTARA/Isrovianaags17)

Kita lihat kesehatan sektor swasta dan berupaya menciptakan kesempatan, yaitu dengan menyelesaikan masalah perizinan, termasuk tax insentif. Ini dilakukan agar swasta bisa menjadi penggerak ekonomi
Jakarta (Antaranews Sulteng) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bila pembenahan-pembenahan bisa dilakukan dengan maksimal pada komponen utama pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi nasional bisa melebihi angka lima persen seperti pencapaian saat ini.

"Potensi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi selalu ada," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani mengatakan pembenahan yang dilakukan mencakup perbaikan dalam tiga komponen utama yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor.

Untuk peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, kata Sri Mulyani, hal yang bisa dilakukan adalah menjaga laju inflasi serta menciptakan kesempatan kerja agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Baca juga: Menkeu: optimis stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga

"Untuk masyarakat miskin, pemerintah juga memberikan jaminan sosial yang memadai dari sisi jumlah maupun cakupan agar bisa betul-betul melindungi masyarakat miskin," jelasnya.

Untuk peningkatan kerja investasi, tambah dia, pemerintah tidak hanya memperbaiki proses izin kemudahan berusaha, namun juga membenahi skema insentif perpajakan untuk menarik minat investor swasta.

"Kita lihat kesehatan sektor swasta dan berupaya menciptakan kesempatan, yaitu dengan menyelesaikan masalah perizinan, termasuk tax insentif. Ini dilakukan agar swasta bisa menjadi penggerak ekonomi," kata Sri Mulyani.

Sedangkan, untuk menggerakan sektor ekspor, hal penting yang dilakukan sebagai antisipasi terjadinya proteksionisme perdagangan adalah dengan melakukan diversifikasi baik dari negara tujuan maupun produk komoditas serta manufaktur.

Sebelumnya, laporan ekonomi triwulan terbaru Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2018-2020 berada pada kisaran 5,3 persen, atau lebih tinggi dari pencapaian 2017 sebesar 5,1 persen.

Proyeksi ini lebih realistis untuk tercapai karena saat ini banyak risiko yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti melambatnya perdagangan global, volatilitas kurs dan menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga.

Bank Dunia juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas kebijakan fiskal untuk akselerasi pembangunan dan mendorong kesejahteraan masyarakat, melalui perbaikan penerimaan pajak serta penyerapan belanja yang lebih efisien untuk infrastruktur dan sumber daya manusia.

 Baca juga: Menkeu optimistis insentif pajak RI lebih menarik