BI bantu beasiswa Rp600 juta kepada iAIN

id miyono

BI bantu beasiswa Rp600 juta kepada iAIN

Kepala BI Sulteng, Miyono. (www.sulteng.antaranews.com/Fauzi)

Jadi tolong dimanfaatkan dengan baik. Kalau ketahuan bantuan ini digunakan untuk hal komsumtif atau hal-hal yang tidak bermanfaat, maka BI akan cabut
Palu, (Antaranews Sulteng) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah memberikan bantuan biaya pendidikan (beasiswa) kepada mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu.

Bantuan itu sebagai bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat ekonomi menengah kebawah untuk meringankan beban dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Pemberian besiswa itu resmi dilakukan lewat penandatanganan perjanjian kerjasama beasiswa tahun 2018 antara Bank Indonesia Perwakilan Sulteng dan IAIN Palu, di Auditorium IAIN Palu, Rabu.

Penandatanganan perjanjian kerjasama beasiswa itu dilakukan langsung oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah Miyono dan Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd.

50 mahasiswa yang menerima beasiswa terdapat di dua fakultas. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah diberikan kepada mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan Fakultas Syariah Ekonomi Islam diberikan kepada mahasiswa Jurusan Ekonomi, Perbankan, Hukum Keluarga dan Perbandingan Mazhab ," ungkap pengelola Beasiswa Bank Indonesia IAIN Palu, Dr Emmawati MAg.

Bantuan senilai Rp600 juta dari Bank Indonesia itu, diperuntukan kepada 50 mahasiswa ekonomi menengah kebawah yang terdapat di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dan Fakultas Syariah Ekonomi Islam IAIN Palu.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah Miyono mengatakan beasiswa ini merupakan salah satu program Bank Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun.

"Beasiswa ini rutin diberikan setiap tahun. Tahun 2018 ini terlihat spesial, karena dari sisi nilai mengalami peningkatan," ungkap Miyono saat menyampaikan sambutannya.

Miyono menguraikan setiap mahasiswa penerima beasiswa mendapat bantuan senilai Rp1 juta/mahasiswa setiap bulan, sehingga setiap mahasiswa dalam setahun mendapat bantuan senilai Rp12 juta.

Ia berharap agar bantuan yang diberikan tidak dimanfaatkan untuk hal-hal konsumtif atau yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan perguruan tinggi. Melainkan, digunakan untuk kepentingan kuliah.

"Ini hendaknya menjadi motivasi agar bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik.Karena itu beasiswa ini jangan digunakan untuk hal-hal konsumtif," katanya.

Dia berharap beasiswa itu digunakan untuk kegiatan pendidikan, beli buku dan seterusnya.

"Jadi tolong dimanfaatkan dengan baik. Kalau ketahuan bantuan ini digunakan untuk hal komsumtif atau hal-hal yang tidak bermanfaat, maka BI akan cabut," kata Miyono.

Miyono berharap agar ke depan bantuan beasiswa mengalami peningkatan baik dari sisi nilai atau nomila dan jumlah penerima, sehingga akan lebih banyak memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat bantuan pendidikan.

Sementara itu Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan kerjasama tersebut membawa manfaat bagi IAIN Palu dan Bank Indonesia.

Ia menyebut bantuan yang diberikan setiap tahun mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah penerima atau dari sisi nominal bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia.

"Bantuan beasiswa yang diberikan oleh BI kepada perguruan tinggi termasuk IAIN Palu, alhamdullah selalu mengalami peningkatan. Kita berharap tahun depan juga mengalami peningkatan," kata Sagaf Pettalongi.

Pakar Managemen Pendidikan ini mengaku bangga karena Bank Indonesia telah merealisasikan komitmennya untuk turut serta membantu masyarakat ekonomi menengah kebawah terkait pengurangan beban biaya kuliah.

Sagaf Pettalongi menguraikan beasiswa Bank Indonesia dapat diperoleh oleh semua mahasiswa ekonomi menengah kebawah dengan cara kompetisi. Salah satunya untuk mendapat bantuan itu yakni nilai IPK mahasiswa minimal 3,00. Nilai tersebut setiap semester tidak boleh turun.

"Ini bukan hal yang sederhana. Sambil kuliah dapat uang tiap bulan. Kesempatan ini tidak semua orang bisa dapatkan, karena itu manfaatkan kesempatan yang ada," himbau Sagaf Pettalongi.