PB Alkhairaat : ekonomi syariah penting untuk ummat

id alkhairaat

PB Alkhairaat : ekonomi syariah penting untuk ummat

Ketua Umum Pengurus Besar Alkahiraat Habib Ali Bin Muhammad Aljufri (media.alkhairaat)

Kira harus memperjuangkan ekonomi syariah, karena bukan saja pertanggungjawaban di dunia saja, tetapi kita juga bertanggungjawab di akhirat
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Ketua Umum Pengurus Besar Alkhairaat Habib Ali Bin Muhammad Aljufri menyatakan perekonomian syariah sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan ummat.

"Kira harus memperjuangkan ekonomi syariah, karena bukan saja pertanggungjawaban di dunia saja, tetapi kita juga bertanggungjawab di akhirat," kata Habib Ali di Palu, Rabu.

Habib Ali menjelaskan di luar ekonomi syariah, pastinya akan bergelimangan dengan riba, sehingga nantinya akan berhadapan dengan Allah SWT dan rasul Nabi Muhammad SAW.

"Allah SWT mengisytiharkan perang, kepada orang yang menggunakan riba," ungkapnya.

Habib Ali mengutip Alquran surah al-Baqarah ayat 279, yang artinya, jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Habib Ali berharap, agar ummat juga dapat memilih pemimpin yang dapat memajukan ekonomi syariah khususnya untuk ummat.

Habib Ali mencontohkan, di Vatikan, sebagai Negara yang mayoritas non muslim, juga telah mengembangkan sistem perekonomian syariah. Dimana sistem itu, merupakan salah satu solusi utama, ketika kita bersaing dengan sistem kapitalisme.

"Saat ini MUI sedang memprogramkan untuk membangun ekonomi ummat," ujar ketua MUI Sulawesi Tengah tersebut.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah. Miyono mengatakan pada triwulan IV tahun 2017, aset dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah masih mengalami pertumbuhan.

Aset perbankan syariah kata Miyono sebesar Rp1,41 triliun, atau tumbuh 18,44 persen, jika dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2016. Sementara DPK perbankan syariah tumbuh 13,07 persen.

Perkembangan DPK perbankan syariah terutama didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 9,69 persen dan giro perbankan syariah sebesar 17,62 persen.

Disisi lain kata Miyono, pertumbuhan deposito syariah cukup positif, terlihat dari pertumbuhan di TW IV-2017 mencapai 23,14 persen. Kondisi itu disebabkan oleh sebagian besar masyarakat Sulteng, masih memilih bank syariah sebagai tempat menyimpan dana jangka menengah dan jangka panjang.

"Tumbuhnya deposito bank syariah, sebagai bukti suksesnya kampanye dari perbankan syariah di Sulteng, khususnya tentang menyadarkan masyarakat terkait dengan riba, yang melekat pada bunga perbankan," tutup Miyono.