BI Sulteng tingkatkan kapasitas wartawan ekonomi

id bi,miyono,jurnalis

BI Sulteng tingkatkan kapasitas wartawan ekonomi

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah Miyono, menggelar diskusi bersama wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Palu, Sabtu, untuk meningkatkan kapasitas menulis berita-berita ekonomi, khususnya perbankan (Foto Antara/Arsyandi)

Kalau beritanya selalu menimbulkan keributan di Sulteng maka sulteng tidak akan pernah berkembang
Palu (Antaranews Sulteng) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah menggelar diskusi bersama wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Palu, Sabtu, untuk meningkatkan kapasitas menulis berita-berita ekonomi, khususnya perbankan.

Dalam kegiatan yang bertajuk `Capacity Building` Wartawan Sulawesi Tengah 2018 itu, Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulteng Miyono mengaku sering mendapati kekeliruan wartawan dalam penulisan berita perekonomian.

Ia mencontohkan masih mendapati konten pemberitaan yang mencampuradukkan antara peran dan fungsi Bank Indonesia dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng.

Menurutnya hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengetahuan ekonomi pewarta.

"Jadi perlu kita ketahui, kalau bicara mengenai hitung-hitungan, itu urusannya BPS. Kalau analisis perhitungan itu Bank Indonesia. Di sini biasa terjadi kekeliruan penulisan," ujarnya.

Miyono berharap lewat kegiatan yang dihadiri para pemimpin redaksi, redaktur dan wartawan sejumlah media besar di Sulteng itu makin mempererat hubungan antara media cetak dan elektronik dengan Bank Indonesia Perwakilan Sulteng.

"Saya berharap kegiatan seperti ini tidak terhenti sampai di sini dan terus berlanjut agar hubungan silaturahmi kita tidak putus," harapnya.

Dalam diskusi yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Palu itu, para wartawan dan Bank Indonesia Perwakilan Sulteng juga membahas mengenai persoalan-persoalan ekonomi yang terjadi di Sulteng.

Miyono juga berharap jurnalis selalu menjaga karya jurnalistik yang dihasilkan dari konten-konten yang bersifat `mengompori` karena sangat berpengaruh terhadap iklim ekonomi di Sulteng.

Jika berita yang dibuat selalu membuat resah, pesimis dan mengakibatkan pertikaian, maka sampai kapanpun perekonomian di Sulteng tidak akan pernah meningkat, katanya.

"Saya mohon beritanya jangan suka mengompori. Kalau beritanya selalu menimbulkan keributan di Sulteng maka sulteng tidak akan pernah berkembang," ujarnya.

Ia berharap para wartawan selalu menghasilkan karya jurnalistik yang edukatif bagi para pembaca sehingga para pembaca bukan hanya mengetahui peristiwa yang terjadi tetapi juga menjadi pintar.