Beirut, (Antaranews Sulteng) - Pemeriksa senjata kimia akhirnya tiba pada Selasa di kota di Suriah, tempat serangan gas beracun diduga terjadi.
Mereka tiba di kota itu beberapa hari setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis melancarkan serangan peluru kendali untuk menghukum Damaskus atas dugaan serangan gas.
Televisi negara Suriah melaporkan bahwa pakar dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) itu memasuki Douma, yang dikatakan negara Barat sebagai tempat sejumlah warga, yang berlindung dari bom, menghirup gas hingga tewas pada 7 April.
Prancis mengatakan bahwa kemungkinan besar, bukti serangan gas beracun hilang sebelum pemeriksa itu mencapai tempat tersebut.
Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah terjadi serangan senjata kimia.
Kendali Douma saat ini berada di tangan pasukan pemerintah setelah pemberontak-pemberontak terakhir mundur hanya beberapa jam setelah pasukan Amerika Serikat, Prancis dan Inggris menembakkan lebih dari 100 peluru kendali untuk dihantamkan ke tiga lokasi, yang diduga sebagai tempat pengembangan atau penyimpanan senjata kimia.
Serangan udara pada Sabtu itu adalah yang pertama kali dilakukan gabungan negara Barat terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dalam perang, yang sudah berlangsung tujuh tahun dan menewaskan lebih dari 500.000 orang dan menyeret kekuatan dunia serta negara tetangga.
(Uu.T008)
Berita Terkait
BPOM di Palu pastikan takjil di pasar Ramadhan bebas bahan kimia
Selasa, 12 Maret 2024 20:52 Wib
Para siswa dipulangkan karena terganggu bau gas kimia di Cilegon
Selasa, 23 Januari 2024 15:28 Wib
IDAI tengarai patogen hingga zat kimia sebagai pencetus diabetes
Minggu, 16 Juli 2023 9:42 Wib
Kemenperin pastikan IKFT siap berkontribusi pada pembangunan di IKN
Jumat, 16 Juni 2023 14:13 Wib
Peneliti BRIN: Penggunaan pupuk organik bisa pulihkan lahan pertanian
Rabu, 7 Juni 2023 14:18 Wib
Nippon Shokubai bangun pabrik acrylic acid ketiga di Cilegon
Rabu, 24 Mei 2023 10:28 Wib
BPOM Palu pastikan takjil yang dijual pedagang bebas dari bahan kimia
Jumat, 24 Maret 2023 11:59 Wib
Petani di Solok Selatan agar mengolah kotoran sapi jadi pupuk kompos
Minggu, 12 Maret 2023 16:46 Wib