Petani Sulteng termotivasi peroleh rupiah dari kelor

id kelor

Petani Sulteng termotivasi peroleh rupiah dari kelor

Sejumlah petani dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah, yang tergabung dalam petani Nasdem belajar peningkatan keterampilan memperoleh penghasilan lewat pengelolaan daun kelor. (Ist)

... Kelor menunjukkan fakta bahwa daun dapat di sulap jadi duit dalam waktu 4 hari...
Jawa Tengah (Antaranews Sulteng) - Sejumlah petani dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah, yang tergabung dalam petani Nasdem belajar peningkatan keterampilan memperoleh penghasilan lewat pengelolaan daun kelor.

"Hari ke tiga belajar tentang kelor di Puri Kelorina Ngawenombo, Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah membangkitkan harapan dan motivasi baru bagi peserta. Bagaimana tidak, pemilik usaha Moringa Organik Indonesia bapak Ai Dudi Krisnadi yang juga narasumber utama dalam Study Banding Petani NasDem di Kampung Konservasi Kelor menunjukkan fakta bahwa daun dapat di sulap jadi duit dalam waktu 4 hari," ungkap Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Nasdem Sulteng Mohammad Hamdin, dalam rilisnya, Kamis.

Daun kelor yang dipanen oleh petani di Kebun Kelor seluas 3 hektare areal tersebut, proses pengeringan selama tiga-empat hari agar memiliki kadar air dibawah 10 persen agar layak untuk diproses lanjut menjadi serbuk, teh dan 150 aneka olahan makanan lainnya, dengan harga Rp.50.000/kg daun kering.

Kata Hamdin, pemateri Dudi Krisnasi dalam praktek menggunakan 2 pengering masing-masing dapat menampung 200kg daun kelor basah, yang hasilnya menjadi 20kg daun kering. Bila di konversi menjadi teh dengan harga Rp10.000/15 gram, maka total penjualannya adalah Rp13.000.000.
 
Sejumlah petani dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah, yang tergabung dalam petani Nasdem belajar peningkatan keterampilan memperoleh penghasilan lewat pengelolaan daun kelor. (Ist)

Menurut dia, potensi pasar kelor di dunia dapat menjadi pemicu semangat untuk mengembangkan usaha kelor. Data kebutuhanglobal untuk kebutuhan makanan, kosmetik dan produk kesehatan sekitar 363 juta Dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp5,8 triliun pada tahun 2016. Diperkirakan akan meningkat menjadi 626 juta atau Rp10 triliun pada tahun 2020. India yang menjadi pemasok utama telah mengekspor 16.000 ton kelor pada tahun 2016 sebagian besar ke Amerika Serikat.

"Dengan gambaran tersebut, para peserta study banding yang di utus oleh petani NasDem Sulawesi Tengah sangat berharap akan realisasi ide dan gagasan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Ali, untuk memajukan perekonomian masyarakat Sulteng melalui pengembangan tanaman Kelor bisa terwujud," kata Hamdin.

Ia mengatakan sebagai langkah awal Partai Nasdem lewat Ahmad M Ali akan menyediakan kurang lebih 10 hektare lahan di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi untuk pengembangan kelor di Sulteng, sebagai bentuk pemberdayaan petani.

"Di Sulawesi Tengah, dengan kebiasaan mengonsumsi kelor sebagai sayur, akan lebih mudah tersosialisasi di kalangan masyarakat. Ditambah lagi dengan daya dukung lahan serta tersebarnya tanaman kelor di hampir setiap rumah warga khususnya di Lembah Palu, semakin memudahkan untuk usaha budidaya kelor," terangnya.