Tokoh lintas agama tolak berita "hoax"

id hoax

Tokoh lintas agama tolak berita "hoax"

Ilustrasi anti hoax (ANTARA News/Handry Musa/2017)

Kegiatan ini sangat didukung untuk mempererat kerukunan antar umat beragama
Mamuju,  (Antaranews Sulteng) - Sejumlah tokoh lintas agama di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat menggelar seminar dan diskusi gunadengan tema "Menolak Politisisasi Isu Sara, Money Politic, Black Campaign, Berita Hoax dan Ujaran kebencian dalam menyikapi Pilkada 2018".

"Kegiatan ini sangat didukung untuk mempererat kerukunan antar umat beragama," kata Kasat Intelkam Polres Mamasa AKP Yulianus, di Mamasa, Senin.

Sejumlah tokoh lintas agama yang hadir dalam diskusi tersebut di antaranya Pendeta Yusuf Arta MTh, dan Ketua GMKI Cabang Mamasa Pampang Tiku.

Kasat Intel Polres Mamasa, mengatakan, pemilihan wakil-wakil rakyat dan juga Presiden maupun Wapres adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia menganut paham kedaulatan.

"Artinya, kedaulatan negara berada di tangan rakyat, karena itu rakyatlah yang menentukan wakil dan para pemimpinnya, dengan adanya pemilihan secara langsung, kita berharap akan terpilih wakil rakyat yang dapat dipertanggungjawabkan secara kualitas maupun kuantitas," katanya.

Menurut dia, tujuan Pilkada sebagai sistem kerja untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif kebijakan umum, pemilu adalah sarana untuk pemisahan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan perwakilan rakyat melalui wakil yang sudah di pilih atau partai yang memenangkan kursi sehingga integarasi masyarakat tetap terjamin.

"Selain itu pemilu sebagai sarana memobilisasi penggerak atau penggalan pendukung rakyat kepada negara dan pemerintah dengan jalan ikut serta dalam proses politik, bagaimana Pilkada itu dikatakan berhasil berkualitas, independensi birokrasi, ketika adanya partisipasi pemilih yang tinggi disertai kesadaran dan kejujuran dalam menentukan pilihannya tanpa paksaan, partai politik harus memberikan kandidatnya yang berkualitas, tanpa menggunakan politik uang," ucapnya.

Ia mengatakan, menghadapi pilkada Mamasa sikap warga mesti memahami Pancasila sebagai Dasar Negara memahami makna Bhineka Tunggal Ika dan juga memilih pemimpin berdasarkan kasih, sehingga politisi sara, politik uang, kampanye hitam dan berita hoax maupun ujaran kebencian tidak ditanamkan dalam diri kita.