Lima menteri narasumber seminar peningkatan investasi ekspor

id achrul, seminar, investasi

Lima menteri narasumber seminar peningkatan investasi ekspor

Wakil Ketua Depalindo Sulteng, Ir Achrul Udaya,SH (Foto Anas Masa)

Termasuk birokrasi investasi harus dipermudah," pinta Achrul.
Palu, (Antaranews Sulteng) - Sebanyak lima menteri kabinet Jokowi menjadi narasumber pada seminar peningkatan investasi ekspor dan impor yang berlangsung di Palu pada 3 Mei 2018.

Wakil Ketua Komda Depalindo Sulteng, Achrul Udaya, Rabu mengatakan lima menteri itu adalah Menko Perekonomian, Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian dan Menteri Perhubungan.

Narasumber lainnya adalah Gubernur Bank Indonesia, Dirjen Bea dan Cukai, Ketua DPD RI, Direktur Utama Pelindo IV dan Gubernur Sulteng, H.Longki Djanggola.

Sementara yang akan memberi sambutan pada pembukaan seminar antara lain Ketua DPD GPEI Sulteng, Ketua Kadin Pusat, Ketua DPP Depalindo, Ketua DPP GPEI Pusat dan Gubernur Sulteng.

Ia menjelaskan seminar akan berlangsung selama sehari yakni Kamis (3/5) dibagi dalam dua sesi dipusatkan di Hotel Sultan Raja.

Achrul yang juga Wakil Ketua Kadin dan Sekretaris DPD Apindo Provinsi Sulteng itu mengatakan dijadwalkan malam ini, seluruh peserta dari daerah sudah tiba di Palu.

Para peserta seminar berasal dari semua provinsi di Pulau Sulawesi dan Maluku serta Papua.

Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan investasi ekspor dan impor di kawasan timur Indonesia dan khususnya di Provinsi Sulteng selaku tuan rumah penyelenggara seminar.

Dia juga berharap dari seminar ini akan melahirkan sejumlah rekomendasi, termasuk kemudahan-kemudahan berinvestasi di daerah guna meningkatkan ekspor nonmigas, termasuk Sulteng sangat berharap ekspor kakao secara langsung seperti pada tahun-tahun sebelumnya bisa kembali dilakukan.
    "Termasuk birokrasi investasi harus dipermudah," pinta dia.

Bagaimanapun, kata dia, Sulteng merupakan penghasil kakao nasional yang sebelumnya setiap tahun bisa mengekspor langsung biji kakao ke beberapa negara dan menghasilkan devisa cukup besar terhadap ekspor nonmigas.