Seorang polisi di Poso jadi guru sukarela

id Guru,Polisi,Pendidikan

Seorang polisi di Poso jadi guru sukarela

Bripka Hans Lapanda saat mengajar Bahasa Inggeris di SD-SMP Negeri Satu Atap Desa Bulili, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso. Kanit Binmas Polsek Lore Selatan itu terpanggil menjadi guru karena sekolah tidak memiliki guru khususnya bidang Bahasa Inggris. Ia menjadi pengajar secara sukarela sejak Juli 2017. (Antarasulteng/Fery Timparosa)

Ada keluhan tenaga pengajar yang masih sangat kurang. Saya pribadi merasa terpanggil. Saya pikir apa salahnya. Saya punya sedikit ilmu Bahasa Inggris saya harus bagikan kepada adik-adik
Poso (Antaranews Sulteng) - Bripka Hans Lapanda, seorang anggota Polres Poso, Sulawesi Tengah, menjadi viral di media sosial setelah menjadi guru Bahasa Inggeris secara sukarela di SD-SMP Negeri Satu Atap Desa Bulili, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso.

Hans sehari-harinya bertugas di Polsek Kacamatan Lore Selatan itu telah mengajar sejak 2017 dan hingga saat ini masih terus meluangkan waktunya untuk anak-anak di dataran tinggi Bada itu.

Kecamatan Lore Selatan juga dikenal dataran Bada, berada sekitar 100 kilometer arah selatan ibu kota Kabupaten Poso.

Hans setiap pekannya mendapat jatah mengajar hingga lima kali. Hal itu dilakukannya setelah mengikuti apel pagi di Polsek Lore Selatan.

Ia menjadi seorang pengajar untuk bidang studi Bahasa Inggris kelas VII, VIII dan IX.

Kanit Binmas Polsek Lore Selatan itu terpanggil menjadi guru karena sekolah tidak memiliki guru khususnya bidang Bahasa Inggris. Ia kemudian terpanggil menjadi pengajar secara sukarela sejak Juli 2017.

"Apalagi bidang studi Bahasa Inggris merupakan salah satu bidang studi yang diujikan di Ujian Akhir Nasional untuk penentuan kelulusan siswa-siswi," kata di Poso, Selasa.

Hans terpanggil menjadi guru sukarela setelah dirinya berbincang dengan kepala sekolah bahwa masih kekurangn guru mata pelajaran, salah satunya Bahasa Inggris.

Dia katakan, mengajar bahasa Inggris yang dilakukan itu, bukan merupakan pekerjaan sampingan untuk menambah modal, namun niat hati yang tulus untuk membantu sekolah yang masih kekurangan guru bahasa Inggris dengan sukarela.

"Ada keluhan tenaga pengajar yang masih sangat kurang. Saya pribadi merasa terpanggil. Saya pikir apa salahnya. Saya punya sedikit ilmu Bahasa Inggris saya harus bagikan kepada adik-adik," kata Hans.

Polisi yang pernah mendapat pendidikan Bahasa Inggris di sekolah Bahasa Inggris Polri di Cipinang ini, sebelumnya juga pernah bertugas di Polda Gorontalo untuk pengawasan orang asing.

Efil Manna Taula, seorang siswi di sekolah tempat Hans mengajar mengatakan awalnya ia dan rekan-rekannya gugup diajar oleh guru berpakaian polisi. Namun lama kelamaan, rasa gugup itu hilang dan akhirnya bisa mengikuti pelajaran Bahasa Inggris dengan baik.

"Pertama ketemu gugup, mungkin karena pak Hank seorang polisi," kisah Efil.

Di SD-SMP Satu Atap Bulili terdapat enam guru sukarela yang bekerja menjadi guru tanpa mendapatkan imbalan apapun selain ucapan terimakasih dari sekolah.

Wakil Kepala Sekolah SD-SMP Satu Atap Bulili Feri Ratowo mengakui anggota Polsek Kacamatan Lore Selatan, Hans Lapanda telah setahun sebagai guru sukarela mengajar mata pelajaran di sekolah itu.

Feri mengatakan dalam lima tahun ini sekolah tersebut tidak memiliki guru definitif atau berstatus pegawai negeri sipil untuk berbagai bidang studi seperti matematika, Bahasa Indonesia, PKN, biologi, dan Bahasa Inggris.

Di hari Pendidikan Nasional 2 Mei, ini ia berharap akan ada kepedulian dari Pemerintah untuk membantu melengkapi kekurangan guru di sekolah itu.

"Kami berterima kasih kepada pihak Polri yang telah membantu kami untuk mengisi kekosongan guru Bahasa Inggris," kata Feri.

Dirinya berharap ada bantuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk secepatnya melengkapi tenaga guru yang definitif di sekolah mereka.***