Pemerintah antisipasi kenaikan harga bahan pokok hadapi lebaran

id kemendag,sembako,daging

Pemerintah antisipasi kenaikan harga bahan pokok hadapi lebaran

Tim Kemendag yang di pimpin oleh Kasan Muhri (tengah) (Foto Antara/anas masa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita membuka sekaligus memberikan arahan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Stabilisasi Harga dan Stok/Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Lebaran 2018 yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 23 Maret 2018.

Rakornas kali ini berbeda dengan sebelumnya karena selain melibatkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Indag) Provinsi, turut pula mengundang para Bupati/Walikota dan Kadis Indag Kabupaten/Kota.

Mendag dalam arahannya menegaskan bahwa menjelang Puasa dan Lebaran 2018, Kemendag mengantisipasi potensi kenaikan permintaan barang kebutuhan pokok (bapok) yang dapat berpengaruh terhadap harga.

Salah satu bentuk antisipasi pemerintah dengan melaksanakan rakoornas dan ditindak lanjuti rakor di masing-masing provinsi.

Pada 03 Mei 2018 sekitar pukul 06:30 rombongan Kementerian Perdagangan dipimpin Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kasan Muhri bersama Tim Terpadu Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tengah mengunjungi dua pasar tradisional di Kota Palu, ibu kota provinsi itu.

Lapak pertama yang ditinjau adalah pedagang beras, minyak goreng dan bawang di kawasan Pasar Induk Tradisional (PIT) Manonda, salah satu dari dua pasar terbesar yang selama ini menjadi acuan pengumpulan data dan informasi stok dan harga bahan kebutuhan pokok oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Di lapak itu, tim Kemendag bersama TPID selama beberapa menit sempat berdialog soal persediaan maupun harga beberapa kebutuhan pokok, terutama beras, minyak goreng dan gula pasir.

Menurut pemilik lapak tersebut, sebagian beras yang dijualnya disuplai oleh Perum Bulog Sulteng. "Kebetulan kami ini salah satu rumah pangan kita (RPK) mitra Bulog," kata pemilik yang enggan disebut namanya.

Ia mengatakan beras yang dijual selain premium dari pedagang besar, juga ada beras medium.Beras medium dari Bulog dijual dengan harga berkisar Rp9.200-Rp9.000/kg.

Tetapi, harga masih bisa kurang dari itu. "Kalau pembeli menawar, kami bisa turunkan harganya sesuai dengan kesepakatan,

pemilik lapak.

Tetapi khusus untuk beras premium, harganya tidak bisa lagi di negoisasi. "Harganya rata-rata Rp10.000/kg. Harga beras premium di Pasan Manonda jauh dibawa harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Tim Kemendag selanjutnya meninjau dua pedagang beras terbesar di kawasan itu. Dalam kunjungan ke dua pedagang beras terbesar tersebut, pemiliknya mengatakan stok yang ada cukup sampai Lebaran 2018.

Beras yang ada di gudang ini selain dari produksi petani di Sulteng, juga didatangkan dari Sulawesi Selatan sebagai sentra produksi beras terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Stok beras terdiri dari jenis medium dan premium.

Setelah usai meninjau dua gudang beras milik pedagang besar, tim selanjutnya meninjau pasar ikan dan daging yang ada di kawasan Pasar Manonda.

Harga daging segar dijual para pedagang di pasar itu rata-rata Rp110.000/kg. Harganya masih normal, "Kalau menjelang puasa dan Lebaran biasanya naik sampai Rp120.000/kg," kata Hi Husen, salah seorang pedagang daging.

Sementara harga daging ayam potong Rp20.000/kg.

Pasar Masomba

Tim Kemendag juga melakukan kunjungan ke Pasar Manonda Palu yang selama ini menjadi acuan untuk data harga dan stok bahan kebutuhan pokok.

Di kawasan itu, tim menemukan harga beras medium maupun premium dijual pedagang melebihi HET yang ditetapkan pemerintah. Misalkan untuk beras medium dijual pedagang Rp9.500/kg dan beras premium mencapai Rp12.900/kg.

HET beras medium ditetapkan pemerintah Rp9.450/kg dan beras jenis premium Rp12.800/kg.
 
SIDAK KEMENDAG. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan Muhri (tengah) memantau harga saat melakukan inspeksi mendadak di Pasar Masomba di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (3/5). Sidak oleh Kemendag bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Bank Indonesia dan Bulog itu dalam rangka stabilisasi harga dan juga menjaga pasokan bahan kebutuhan pokok dan lainnya menghadapi bulan puasa dan lebaran. (ANTARASulteng/Mohamad Hamzah/18.)


Khusus untuk daging sapi segar dan daging ayam, harganya sama dengan harga yang dijual pedagang di Pasar Manonda. Harga daging sapi segar di pasar itu dijual Rp110.000/g dan daging ayam Rp20.000/kg.

Tim Kemendag yang juga didampingi satgas pangan dari Polda Sulteng, langsung memberikan sosialisasi kepada pedagang beras yang menjual diatas HET agar tidak lagi menjual seperti itu, sebab jika terbukti akan ditindak tegas.

Pedagang yang menjual beras diatas HET berjanji akan menjual sesuai HET yang berlaku.

Selanjutnya, inspeksi mendadak (sidak) dilakukan pada pedagang minyak goreng di kawasan itu dan menemukan minyak goreng dijual menggunakan botol aqua.

"Ini tidak bisa dijual seperti itu bu?," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kemendag Kasan Muhri.

Ia mengatakan bahwa tindakan seperti itu menyalahi aturan pemerintah.

Minyak goreng harus dikemas sesuai aturan yang berlaku. "Tidak dibenarkan minyak goreng dimasukan dalam botol aqua, lalu menjualnya," kata dia.

Karena itu, Muhri meminta kepada Dinas Perundustrian dan Perdagangan bersama satgas pangan Sulteng untuk segera menertibkan para pedagang yang menjual minyak goreng dalam kemasan botol aqua.

Selain melanggar aturan, juga tidak bisa dijamin kebersihannya sehingga perlu segera ditertibkan.

Koordinasi

Kasan Muhri mengatakan kedatangannya ke Kota Palu, Sulteng merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi nasional stabilisasi dan distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat menghadapi reamadhan dan lebaran.

Pemerintah pusat jauh hari sebelum puasa dan lebaran dari tingkat pusat sampai provinsi dan kabupaten/kota melalukan koordinasi menyangkut stabilisasi harga dan juga menjamin ketersediaan barang/bahan kebutuhan pokok dan lainnya.

"Ini salah satu langkah antisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga bahan pokok menjelang puasa dan lebaran mengingat permintaan masyarakat di pastikan meningkat," kata dia.

Karena itu, Kemendag telag membentuk lebih dari 200 tim untuk diterjunkan ke semua daerah di Tanah Air, termasuk satu tim ke Kota Palu.

Tujuan utama adalah untuk mengetahui ketersediaan bahan pokok dan juga kondisi harga, terutama beberapa komoditi strategis yang menjadi perhatian pemerintah.
 
STOK SEMBAKO JELANG RAMADAN. Pedagang melayani warga berbelanja bahan makanan di Pasar Tradisional Masomba di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (3/5). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memastikan stok sembako menjelang Ramadan di daerah tersebut aman dan terkendali, meski terjadi kenaikan harga pada sejumlah bahan makanan namun masih dalam batas wajar. (ANTARASulteng/Mohamad Hamzah/18.)

Pemerintah sebelumnya sudah menetapkan HET untuk empat komoditi pangan yakni beras, gula pasir, minyak goreng dan daging beku.

Dari hasil pengecekan di dua pasar terbesar di Kota Palu, kata Hasan Muhri, harga gula pasir, minyak goreng, beras dan daging beku baik dijual di pasar tradisional maupun medern sesuai HET ditetapkan pemerintah.

Begitu halnya bahan kebutuhan lainnya, harganya masih relatif stabil dan terkendali.

Khusus soal ketersediaan beras, menurut dia, tidak ada masalah karena Sulteng termasuk daerah penghasil beras dan juga bertetangga dengan Sulawesi Selatan yang selama ini terkenal sebagai sentra produksi beras terbesar di Kawasan Timur Indonesia.

Buktinya, kata dia, beras yang dijual pedagang di pasar bukan hanya produksi lokal Sulteng, tetapi juga didatangkan para pedagang dari provinsi tetangga yakni Sulsel.

Selain itu, juga Perum Bulog Sulteng masih menguasai stok beras di gudang dalam jumlah besar. Informasi dari Bulog, stok yang ada sekarang ini sebanyak 11.000 ton.

Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran, termasuk mendukung operasi pasar dan pasar murah selama beberapa bulan ke depan.

Gubernur

Gubernur Sulawesi Tengah, H Longki Djanggola, minta tim terpadu pengendalian inflasi daerah (TPID) di seluruh kabupaten/kota di daerahnya untuk mengawasi secara ketat harga dan stok berbagai jenis bahan kebutuhan pokok di pasaran setempat.

"Saya minta satgas pangan untuk mengawasi dan mengambil tindakan tegas bagi pengusaha/pedagang yang menaikan harga melebihi HET telah ditetapkan pemerintah," kata gubernurnya dalam Stabilisasi Barang Kebutuhan Pokok menjelang puasa dan lebaran di Palu yang berlangsung 3 April 2018.

Dihadapan para peserta rakor yang diikuti para bupati/wali kota dan sejumlah SKPD di 13 kabupaten dan kota di Sulteng itu, Gubernur Longki meminta agar TPID dan satgas pangan di semua daerah untuk proaktif melalukan pemantauan dan monitoring karena menjelang puasa dan lebaran, biasanya pengusaha/pedagang memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan besar.

Karena pada saat-saat seperti itu, permintaan masyarakat terhadap komoditas-komoditas tertentu meningkat. "Dan kesempatan itu biasanya digunakan para pengusaha/pedagang menjual barang/bahan kebutuhan masyarakat dengan menaikan harga," kata dia. Pemerintah, kata dia, harus mengawasi dengan rutin turun memeriksa stok dan harga di pasaran. Dan jika ada pedagang "nakal" yang menjual komoditas seperti beras, gula pasir, minyak goreng di atas HET, ditindak saja.

 
STOK SEMBAKO JELANG RAMADAN. Pedagang melayani warga berbelanja bahan makanan di Pasar Tradisional Masomba di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (3/5). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memastikan stok sembako menjelang Ramadan di daerah tersebut aman dan terkendali, meski terjadi kenaikan harga pada sejumlah bahan makanan namun masih dalam batas wajar. (ANTARASulteng/Mohamad Hamzah/18.)


Gubernur Sulteng juga meminta Bulog Sulteng selaku BUMN yang mendapat tugas pemerintah untuk beberapa komoditas pangan menyediakan stok dalam jumlah memadai.

Bulog harus menyediakan stok, termasuk beras yang merupakan kebutuhan orang banyak dalam jumlah memadai sehingga sewaktu-waktu jika terjadi gejolak harga beras di pasaran, langsung melakukan intervensi pasar.

Makanya, Bulog tetap harus menjaga kontiniunitas pasokan beras medium ke pasar-pasar tradisional untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat pengecer.