Bukalapak dorong UMKM manfaatkan "e-commerce"

id bukalapak

Bukalapak dorong UMKM manfaatkan "e-commerce"

CEO bukalapak.com Achmad Zaky (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Saran saya untuk pelaku UMKM agar manfaatkan e-commerce ini karena semua masyarakat mencari informasi dari telepon selulernya
Nusa Dua, Bali,  (Antaranews Sulteng) - Pendiri dan CEO Aplikasi Bukalapak, Achmad Zaky mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar memanfaatkan transaksi elektonik (e-commerce) untuk mempromosikan produk yang dihasilkan, guna meningkatkan nilai jual dari barang yang dimiliki.

"Saran saya untuk pelaku UMKM agar manfaatkan e-commerce ini karena semua masyarakat mencari informasi dari telepon selulernya," ujar Achmad Zaky usai memberikan motivasi pada acara Indonesia Digital Energy of Asia di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Ia menyakini, pertumbuhan transaksi elektonik (e-commerce) terus bertumbuh seiring tingginya minat masyarakat mencari informasi atau bertransaksi dengan menggunakan media telepon pintar dengan teknologi yang mumpuni.

Pihaknya tidak menargetkan nominal angka transaksi bisnis Bukalapak miliknya, karena terkadang bisa melebihi dari target yang dicapai. Namun, ia meyakini "e-commerce" terus meningkat untuk pemasaran produk UMKM.

Terkait peluang bisnis "e-commerce" yang belum banyak melirik investor dalam negeri, kata dia, karena para investor nasional fokus pada bisnis yang besar seperti pertambangan dan finance. "Hal ini berbeda dengan industri teknologi tidak bisa disamakan," katanya.

Artinya bahwa saat saat seseorang mengembangkan bisnis digital sebanyak 10 unit namun ada sembilan yang gagal, maka satu bisnis yang berhasil ini memiliki keuntungan yang lebih besar. Sehingga hal ini perlu investor yang memiliki keberanian venture capital atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan pengelolaan dana investasi yang menyasar pada bisnis-bisnis rintisan (startup) yang diharapkan memiliki pertumbuhan yang tinggi di masa depan.

 "Umumnya investor ini berasal dari negara maju seperti Amerika, Tiongkok dan Jepang. Sedangkan Indonesia sendiri baru mengadopsi sistem ini. Jadi untuk e-commerce ini merupakan hal baru di Indonesia dan membutuhkan waktu, namun saya percaya investor lokal akan memahami peluang ini," katanya.

Ia mengatakan, untuk meyakinkan investor lokal akan mau membantu pengusaha perintis ini diberikan suntikan dana, maka ada contoh dari Bukalapak bahwa masuk teknologi company atau perusahaan sangat menguntungkan.

"Namun, yang menjadi kendala dalam mendorong investor nasional untuk mendukung perusahaan perintis (startup) ini adalah modalnya masih di bawah Rp10 miliar. Dengan adanya kegiatan hari ini, mengundang investor luar agar berinvestasi di Indonesia dengan mendanai 'startup' ini," katanya.

Pihaknya menilai, pala pendiri usaha aplikasi digital di Indonesia sudah sangat bagus dan keren, namun mereka terkendala investor untuk mendukung pengembangan usaha mereka. "Namun, saya juga mendukung para pembuat aplikasi daring agar membuat terobosan baru yang masa depan dibutuhkan," katanya.