MUI Sulteng kutuk aksi teror bom Surabaya

id Mui

MUI Sulteng kutuk aksi teror bom Surabaya

Wakil Ketua Umum MUI Sulteng, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi (iain.ac.id) (iain.ac.id/)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah mengutuk keras tindakan teror bom oleh kelompok tertentu terhadap Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Minggu.

"Bahwa aksi teror di Surabaya adalah sebuah tindakan yang tercelah dan bertentangan dengan ajaran Islam," kata Wakil Ketua Umum MUI Sulawesi Tengah Prof Sagaf S Pettalongi, di Palu.

Islam, kata Sagaf, tidak menganjurkan membunuh jiwa manusia. Juga tidak membenarkan perbuatan tersebut.

"Perbuatan membunuh orang lain dengan alasan apapun tidak dibenarkan dalam Islam, semua ajaran agama juga tidak membenarkan perbuatan lewat aksi tersebut," kata Sagaf.

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu ini menilai, perbuatan tersebut juga bertentangan nilai-nila kebhinekaan, serta berlawanan dengan budaya yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

Karena, perbuatan itu menggambarkan bahwa kelompok tertentu yang melakukan aksi teror bom tidak menghormati dan menghargai perbedaan.

Padahal, urai dia, perbedaan adalah anugerah dan sunnatullah yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga harus dijunjung tinggi.

"Tindakan kekerasan adalah bukan ajaran Islam yang dibawah oleh Rasulullah Saw. Islam sangat menghormati dan menghargai perbedaan," urainya.

Sagaf mengatakan, MUI Sulteng meminta kepada pihak berwajib segera menangkap pelaku dan otak di balik teror tesebut serta memberikan hukuman yang seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa orang lain dan menciderai serta merobek nilai-nilai persatuan dan toleransi umat beragama di Indonesia.

"Apalagi sebentar lagi kita memasuki bulan suci Ramadhan. Karena itu semua pihak agar tidak terprovokasi dengan teror tersebut," tutur Sagaf.

Dia meminta tokoh-tokoh agama perlu memberikan pemahaman yang menyejukan pada umat sehingga persatuan dan toleransi beragama tetap terjaga khususnya termasuk di Sulawesi Tengah.

"Tokoh-tokoh agama dapat duduk bersama untuk saling berkomunikasi guna menjaga situasi yang kondusif," katanya.

Baca juga: Presiden: negara menjamin biaya korban bom gereja