Palu, (Antaranews Sulteng) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu Prof. Dr. Zainal Abidin mengajak masyarakat untuk membangun dan mempererat hubungan silahturahmi antarsesama tanpa melihat perbedaan satu dengan yang lain.
“Menghadapi bulan suci Ramadhan, perlu adanya persiapan lahiriah dan batiniah. Persiapan batiniah ini artinya siap untuk bersilahturahmi, dan siap untuk memaafkan,” katanya saat menyampaikan ceramah pada peresmian Aula dan Perpustakaan ‘Abdul Aziz Lamadjido’ di kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa.
Untuk itu, kata mantan Rektor IAIN Palu ini, seluruh masyarakat diajak untuk dapat membangun silahturahmi yang baik antara sesama umat, baik umat muslim maupun yang non-muslim.
Dia mengatakan bentuk dari membangun hubungan ini bisa dilakukan dengan saling memberi perhatian satu sama lain, misalnya memberi makan untuk berbuka puasa bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.
"Saya termasuk orang yang siap menerima makanan. Dan saya siap untuk menjadi pelopor menerima kiriman makanan dari non muslim, dan saya tunjukkan kepada suadara-suadara kita, bahwa saya bisa rukun dan damai walaupun saya berbeda agama dengan mereka,” katanya yang disambut tepuk tangan tamu undangan.
Menurut Zainal, untuk menjaga kerukunan umat beragama tidaklah sulit bila pemeluk agama memiliki pengetahuan dan wawasan keagamaan baik di dalam agamanya.
“Teror atau terorisme itu sebenarnya karena menganggap pendapatnya, pikirannya, pahamnya yang paling benar di luar dirinya dianggap salah. Olehnya itu mereka mengatakan halal darahnya di luar kelompok mereka,” ujarnya.
Zainal mengajak untuk kembali ke persoalan batiniah yang mana bisa siap memberi maaf, siap juga meminta maaf, baik dengan sesama umat muslim maupun dengan yang non-muslim.
"Agar supaya begitu kita memasuki bulan suci Ramadhan ini, kita bisa bersilahturahim berjalan baik kerukunan di antara kita antara sesama umat beragama,” ucapnya.
Lanjut Zainal, dalam menjaga kerukunan antaraumat beragama, tidak boleh untuk memanopoli kebenaran dengan mengatakan agama masing-masing adalah paling benar.
"Karena monopoli kebenaran itu hanya milik Allah SWT. Kalaupun kita menyatakan kebenaran manopoli itu ada, tetapi tidak boleh sampai kita menyakiti orang lain. Dengan mengatakan diluar keyakinan saya masuk neraka. Kenapa, karena itu hak prerogartif Allah SWT. Marilah kita bersatu menjaga kerukunan supaya kita bisa hidup sejahtera dan damai,” tandasnya
Berita Terkait
FKUB-Sulteng ajak organisasi keagamaan tingkatkan kualitas kerukunan
Selasa, 23 April 2024 19:49 Wib
FKUB Sulteng gandeng pemuda lintas agama layani tamu Haul Pendiri Alkhairaat
Minggu, 21 April 2024 16:32 Wib
FKUB-Sulteng gencarkan program penguatan kerukunan umat beragama
Sabtu, 20 April 2024 17:41 Wib
FKUB-Sulteng salurkan bantuan pangan ke panti asuhan
Minggu, 31 Maret 2024 3:47 Wib
FKUB Sulteng mengajak umat beragama tingkatkan toleransi di bulan Ramadhan
Jumat, 15 Maret 2024 21:04 Wib
FKUB Sulteng dan pimpinan Katolik bersinergi tingkatkan kualitas kerukunan
Jumat, 9 Februari 2024 20:13 Wib
FKUB Sulteng libatkan Forkompimda-partai politik deklarasi pemilu damai
Selasa, 23 Januari 2024 18:11 Wib
Bawaslu Sulteng gandeng FKUB optimalkan pengawasan Pemilu 2024
Kamis, 18 Januari 2024 19:01 Wib