Bupati Poso: Kita harus tetap jaga kerukunan
Poso (Antaranews Sulteng) - Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu menghimbau seluruh masyarakat untuk secara bersama-sama terus menjaga kerukunan dan kekompakan antarumat beragama.
"Secara bersama kita harus tetap menjaga kerukunan dan kekompakkan," ujarnya saat memimpin rapat koordinasi di Kantor Bupati Poso, Selasa 15/5.
Menurut purnawirawan Marinir TNI AL itu, serangan teroris akhir-akhir ini sengaja diciptakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menakut-nakuti masyarakat.
"Namun jangan takut, kita harus terus rapatkan barisan agar tidak ada celah yang dapat dimasuki oleh mereka," ujarnya.
Rapat koordinasi itu dihadiri jajaran Polres, Kodim, Pengadilan Negeri, FKUB, Dansatgas BAIS Angin Mamiri Poso Kolonel Inf. Yopie, Kepala-kepala OPD Lingkup Kabupaten Poso, Camat Poso Kota Bersaudara dan Lage, para lurah Poso Kota Bersaudara, Ketua MUI Kabupaten Poso, Ketua FPI Kabupaten Poso, Sinode GKST dan tokoh-tokoh masyarakat.
Rapat koordinasi ini dilaksanakan karena melihat situasi serangan teroris yang terjadi beberapa hari terakhir yang menggungcang Surabaya dan beberapa kota lainnya.
Wakapolres Poso menyampaikan beberapa hal terkait kondisi yang terjadi yaitu pengamanan bulan Suci Ramadhan yang merupakan agenda tahunan yang kali ini akan lebih intensif dan pelaksanaan Pawai Obor menyambut bulan suci Ramadhan.
Dansatgas BAIS Kepala Badan Intelijen dan Strategi Poso mengatakan bahwa teroris sedang melakukan perekrutan baru bagi anggota dan simpatisan.
Karena itu dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk jeli melihat setiap potensi gangguan yang terjadi dan segera melaporkan kepada polisi dan TNI agar segera ditindak lanjuti.
Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Poso menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna, pasti ada titik dan nantinya dapat dijadikan alat bukti untuk penuntutannya. Sehingga bagi siapa saja yang ingin bermain dengan hukum, harus menerima konsekwensinya. Terkadang, kesadaran itu muncul setelah di ruang pengadilan, katanya.
Sementara itu, FKUB Poso mengeluarkan tujuh pernyataan sikap dalam menyikapi radikalisme dan teror bom bunuh diri khususnya yang telah terjadi di 3 gereja di Surabaya, yakni pertama mengutuk keras bom bunuh diri yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Kedua menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga yang menjadi korban dan ketiga berharap pihak keamanan untuk mencari dengan segera otak pelaku sehingga di ketahui akar penyebabnya.
Kempat pihak penegak hukum agar segera mengambil langkah untuk pencegahan, kelima seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan dilingkungan masing-masing, keenam menjaga rasa kebangsaan dan jangan terprovokasi dengan keadaan dan ketujuh perkuat daerah dengan semboyan Sintuwu Maroso.
Dalam kesempatan itu Ketua MUI Kabupaten Poso menyampaikan terorisme adalah musuh kita bersama. Sinergitas antara Polisi dan TNI ditingkatkan, sehingga akan lebih kuat menghadapi situasi yang berkembang saat ini.
Bupati Poso menegaskan dalam akhir acara perlu kewaspadaan semua pihak untuk secara bersama menjaga keamanan dan kedamaian di tanah Poso. Jeli melihat setiap potensi gangguan agar segera didiskusikan untuk secepatnya dapat mengambil tindakan sehingga secara dini dapat diantisipasi. Poso yang aman kiranya akan tetap aman, karena dengan keamanan kita dapat membangun daerah.
"Secara bersama kita harus tetap menjaga kerukunan dan kekompakkan," ujarnya saat memimpin rapat koordinasi di Kantor Bupati Poso, Selasa 15/5.
Menurut purnawirawan Marinir TNI AL itu, serangan teroris akhir-akhir ini sengaja diciptakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menakut-nakuti masyarakat.
"Namun jangan takut, kita harus terus rapatkan barisan agar tidak ada celah yang dapat dimasuki oleh mereka," ujarnya.
Rapat koordinasi itu dihadiri jajaran Polres, Kodim, Pengadilan Negeri, FKUB, Dansatgas BAIS Angin Mamiri Poso Kolonel Inf. Yopie, Kepala-kepala OPD Lingkup Kabupaten Poso, Camat Poso Kota Bersaudara dan Lage, para lurah Poso Kota Bersaudara, Ketua MUI Kabupaten Poso, Ketua FPI Kabupaten Poso, Sinode GKST dan tokoh-tokoh masyarakat.
Rapat koordinasi ini dilaksanakan karena melihat situasi serangan teroris yang terjadi beberapa hari terakhir yang menggungcang Surabaya dan beberapa kota lainnya.
Wakapolres Poso menyampaikan beberapa hal terkait kondisi yang terjadi yaitu pengamanan bulan Suci Ramadhan yang merupakan agenda tahunan yang kali ini akan lebih intensif dan pelaksanaan Pawai Obor menyambut bulan suci Ramadhan.
Dansatgas BAIS Kepala Badan Intelijen dan Strategi Poso mengatakan bahwa teroris sedang melakukan perekrutan baru bagi anggota dan simpatisan.
Karena itu dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk jeli melihat setiap potensi gangguan yang terjadi dan segera melaporkan kepada polisi dan TNI agar segera ditindak lanjuti.
Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Poso menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna, pasti ada titik dan nantinya dapat dijadikan alat bukti untuk penuntutannya. Sehingga bagi siapa saja yang ingin bermain dengan hukum, harus menerima konsekwensinya. Terkadang, kesadaran itu muncul setelah di ruang pengadilan, katanya.
Sementara itu, FKUB Poso mengeluarkan tujuh pernyataan sikap dalam menyikapi radikalisme dan teror bom bunuh diri khususnya yang telah terjadi di 3 gereja di Surabaya, yakni pertama mengutuk keras bom bunuh diri yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Kedua menyampaikan turut berduka cita yang mendalam bagi keluarga yang menjadi korban dan ketiga berharap pihak keamanan untuk mencari dengan segera otak pelaku sehingga di ketahui akar penyebabnya.
Kempat pihak penegak hukum agar segera mengambil langkah untuk pencegahan, kelima seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan dilingkungan masing-masing, keenam menjaga rasa kebangsaan dan jangan terprovokasi dengan keadaan dan ketujuh perkuat daerah dengan semboyan Sintuwu Maroso.
Dalam kesempatan itu Ketua MUI Kabupaten Poso menyampaikan terorisme adalah musuh kita bersama. Sinergitas antara Polisi dan TNI ditingkatkan, sehingga akan lebih kuat menghadapi situasi yang berkembang saat ini.
Bupati Poso menegaskan dalam akhir acara perlu kewaspadaan semua pihak untuk secara bersama menjaga keamanan dan kedamaian di tanah Poso. Jeli melihat setiap potensi gangguan agar segera didiskusikan untuk secepatnya dapat mengambil tindakan sehingga secara dini dapat diantisipasi. Poso yang aman kiranya akan tetap aman, karena dengan keamanan kita dapat membangun daerah.