BPJN sudah tangani semua titik krusial Trans Sulawesi Sulteng-Sultra

id BPJN,trans sulawesi,mudik

BPJN sudah tangani semua titik krusial Trans Sulawesi Sulteng-Sultra

Kepala BPJN XIV Palu Akhmad Cahyadi memberikan arahan kepada stafnya saat meninjau ruas Tawaeli-Toboli, Rabu (23/5). Ruas yang dikenal dengan nama Kebun Kopi ini merupakan lintasan paling padat di Sulteng dan paling rawan longsor dalam musim angkutan lebaran 2018 ini. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

...kami berupaya keras agar arus barang dan jasa selama bulan ramadhan di jalan nasional tidak menemui hambatan ....
Palu (Antaranews Sulteng) - Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu menyatakan telah menangani seluruh titik krusial di jalan Trans Sulawesi wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara sehingga kini telah siap untuk menyukseskan angkutan mudik lebaran 2018.

"Semua titik krusial sudah kita tangani, namun begitu, kami tetap waspada dan siaga karena musim hujan saat ini memungkinkan terjadinya titik krusial baru," kata Kepala BPJN XIV Palu Ir Akhmad Cahyadi, M.Eng.Sc yang dihubungi di Palu, Minggu, terkait kesiapan BPJN menyukseskan angkutan lebaran.

Titik-titik krusial itu terjadi akibat longsor yang menutup badan jalan atau badan jalannya amblas, jembatan darurat hanyut, badan jalan licin karena belum sempat diaspal atau badan jalan yang sudah beraspal kini berlubang-lubang karena dilintasi kendaraan berat.

Ia memberi contoh jalan amblas di Desa Tangofa, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, yang memutus arus lalulintas Sulteng-Sultra dua pekan lalu, kini sudah fungsional kembali setelah ditangani secara darurat dengan penimbunan dan pemadatan.

Begitu pula jalan amblas di ruas Tomata-Beteleme, Kabupaten Morowali Utara yang merupakan urat nadi ekonomi dari Kota Palu, Poso, Bungku dan Kendari (Sultra), juga sudah ditimbun sehingga kondisinya lebih nyaman karena jalan berlubang sudah diminimalisasi.

Ada pula jalan rusak di Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Konawe (Sultra), yang nyaris tidak bisa dilalui pada dua pekan lalu karena berlumpur, telah ditimbun dan dipadatkan sehingga kini lebih nyaman untuk dilintasi kendaraan.

"Di ruas jalan nasional dari titik batas Sulteng-Sultra ke Kota Kendari ini, ada beberapa paket proyek rekonstruksi jalan yang sedang dikerjakan. Saat musim hujan ini, beberapa bagian jalan yang belum sempat diperkeras berubah menjadi licin dan berlumpur, namun sekarang, badan jalan itu sudah dan sedang ditimbun serta dipadatkan," ujar Cahyadi lagi.

Titik kritis paling terakhir ditangani BPJN, katanya, adalah hanyutnya jembatan darurat di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, akibat dihantam banjir sehingga melumpuhkan arus lalulintas Palu-Parigi-Gorontalo-Manado pada Jumat (1/6).
 
Kepala BPJN XIV Palu Akhmad Cahyadi menyaksikan jalan amblas akibat bencana alam di ruas Tomata-Beteleme, Kabupaten Morowali Utara, Kamis (24.5). Jalan amblas ini sudah selesai ditimbun dan telah berfungsi baik. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

"Penanganan jembatan darurat itu bisa kami tuntaskan hanya sekitar enam jam setelah air surut, sehingga arus lalulintas di Trans Sulawesi lintas timur Sulawesi Tengah ke arah Provinsi Gorontalo dan SUlut segera terbuka kembali," ujarnya.

Di ruas ini, juga ada jembatan Tapoyo, Kecamatan Ampibabo, yang rusak opritnya tergerus banjir, namun sudah berhasil ditimbun dan dilapisi plat baja sehingga arus lalulintas normal kembali.

"Sungainya juga kami keruk agar arus air terarah saat banjir dan tidak menghantam `abutment` (bangunan utama di kedua ujung) jembatan," kata Aldino Angga, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 8 yang menangani proyek di ruas Toboli-Tinombo.

Baca juga: Trans Sulawesi Sulteng - Sultra siap dukung kelancaran arus mudik

Terkait jalanan beraspal yang berlubang-lubang, menurut Cahyadi, terdapat di tanjakan Desa Bete-bete, Kabupaten Morowali, menjelang titik batas Sulteng-Sultra, serta di ruas Kabupaten Kolaka menuju Kolaka Utara (Sultra) hingga batas Sultra-Sulsel, serta ruas Kolaka-Boepinang-Kendari.

"Saya sudah perintahkan PPK disetiap ruas jalan itu agar melakukan penutupan jalan-jalan berlubang sebelum musim angkutan lebaran tiba, yakni mulai H-10," ujarnya.

Khusus di jalur Tawaeli-Toboli atau lebih dikenal dengan ruas Kebun Kopi, yang akan menjadi jalur paling padat lalulintas selama musim angkutan lebaran, BPJN melakukan pembersihan jalan untuk mencegah jalan licin di mucim hujan serta menyiagakan alat-alat berat dan personelnya guna mengantisipasi terjadinya longsor.

"Jalur Kebun Kopi ini kan paling terkenal dengan longsor, karena itu, kesiagaan tinggi kami lakukan karena curah hujan saat ini cukup tinggi," ujar Julian Situmoran, PPK ruas Tawaeli-Toboli.

BPJN XIV, kata Akhmad Cahyadi, berupaya keras agar arus barang dan jasa selama bulan ramadhan di jalur-jalur jalan nasional tidak akan menemui hambatan berarti dan bisa ditempuh dengan rasa nyaman dan aman.

Baca juga: Transportasi Sulteng-Sultra lumpuh akibat banjir

Terkait air bah yang menutup jalan raya sepanjang 700 meter di Jembatan Linomoyo, Kabupaten Konawe Utara, dua pekan lalu, sehingga memutus hubungan Sulteng-Sultra selama hampir 10 hari, Cahyadi mengAtakan bahwa badan jalan sudah tidak tertutup air dan lalulintas kembali normal, namun di sisi kiri-kanan jalan gengan air masih cukup tinggi.
 
Kepala BPJN XIV Palu Akhmad Cahyadi bersama staf, pada KKamis (24/5) meninjau ruas jalan nasional di Konawe Utara, Sultra, yang tertutup air bah selama 10 hari sejak 21 Mei 2018. (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)