Inflasi Sulteng triwulan III diprediksi naik

id miyono

Inflasi Sulteng triwulan III diprediksi naik

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono (kiri) (www.antarasulteng.com/Fauzi)

Tekanan inflasi pada triwulan II 2018 diprediksi akan terjadi pada bulan Mei dan Juni seiring dengan berlangsungnya momen Ramadan dan hari raya Idul Fitri
Palu, (Antaranews Sulteng) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah memprediksi inflasi di Kota Palu pada Triwulan II dan III Thaun 2018 akan mengalami kenaikan.

Kepala Perwakilan BI Miyono, di Palu, Sabtu, mengatakan inflasi triwulan II diprediksi berada pada kisaran 2,6 persen hingga 3,0 persen dan triwulan III berada pada kisaran 2,9 persen sampai 3,2 persen.

"Tekanan inflasi pada triwulan II 2018 diprediksi akan terjadi pada bulan Mei dan Juni seiring dengan berlangsungnya momen Ramadan dan hari raya Idul Fitri," jelas Miyono.

Sebelumnya pada Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Mei 2018 oleh BI Perwakilan Sulteng di Palu, Kamis, Miyono juga menyinggung soal kondisi inflasi tersebut.

Menurutnya, peningkatan konsumsi masyarakat diprediksi tidak hanya terjadi pada bahan pangan tetapi juga jasa.

Dari `volatile foods`, komoditas yang perlu diwaspadai yaitu barang-barang kebutuhan pokok terutama ikan, ayam dan telur ayam.

"Untuk komoditas ikan, potensi kenaikan harga selain diakibatkan meningkatnya permintaan juga disebabkan terbatasnya pasokan," katanya.

Dia mengatakan hasil tangkapan ikan nelayan selama bulan puasa diprediksi menurun sehingga jumlah pasokannya juga terbatas.

Selain itu perbedaan harga ikan yang cukup signifikan dengan provinsi lain juga bisa menjadi penyebab berkurangnya pasokan karena tidak sedikit ikan hasil tangkapan nelayan yang dikirim ke provinsi lain.

Dia juga memperkirakan masih akan terjadi penyesuaian harga bahan bakar nonsubsidi seiring dengan kecenderungan kenaikan harga minyak dunia.

"Selain itu juga terdapat potensi peningkatan harga tiket angkutan udara disebabkan meningkatnya permintaan sehubungan dengan libur panjang," ujar Miyono lagi.

Disamping itu, jelasnya, faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga berpotensi meningkatkan harga barang-barang impor atau barang yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku impor.

Inflasi Sulteng pada Triwulan I hingga Maret 2018 tercatat 2,71 persen, lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2017.