1.785 kasus HIV/AIDS di sulteng

id HIV,AIDS,Dinkes Sulteng

1.785 kasus HIV/AIDS di sulteng

Staf ahli Siti Norma Mardjanu saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) anggota Pokja Komisi Penanggulangan AIDS Sulteng di ruang Polibu, Kantor Gubernur Sulteng, Selasa (26/6) (www.sulteng.antaranews.com/Humas Pemprov Sulteng)

Rinciannya 644 kasus AIDS dan 1.141 kasus HIV
Palu, (Antaranews Sulteng) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mencatat sejak tahun 2002 hingga Desember 2017, kasus HIV/AIDS di daerah tersebut mencapai 1.785 kasus.

"Rinciannya 644 kasus AIDS dan 1.141 kasus HIV," kata Gubernur Sulteng, Longki Djanggola yang diwakili oleh staf ahli Siti Norma Mardjanu saat pembukaan Rakor anggota Pokja Komisi Penanggulangan AIDS Sulteng di ruang Polibu, Kantor Gubernur Sulteng, Selasa.

Gubernur menjelaskan penularannya lebih dari 90 persen melalui hubungan seks beresiko, dimana jumlah kasus yang terungkap baru mencapai 32 persen dari estimasi kasus HIV di Sulteng sebesar 3.555 kasus.

Dari data kasus itu kata gubernur, penderita cukup banyak ditemukan pada usia produktif yaitu 20-24 tahun dan 25-49 tahun. Sehingga penduduk usia 15-24 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah dan mahasiswa, perlu mendapat informasi yang benar dan jelas tentang informasi dasar HIV.

Baca juga: 98 orang di Palu meninggal akibat HIV/AIDS

Selain itu, HIV/AIDS mendominasi pada usia produktif 25-49 tahun, yang akan berdampak pada aspek sosial dan ekonomi, berupa penurunan produktivitas, yang gilirannya memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Gubernur menekankan agar adanya partisipasi dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan anggota KPA Sulteng untuk meningkatkan sosialisasi, terutama pada jajaran sesuai tupoksinya. Kemudian kepada perguruan tinggi yang melakukan MoU dengan KPA tentang peningkatan pengetahuan komprehensip HIV-AIDS pada remaja usia 15-24 tahun, agar menindaklanjuti MoU itu, terutama pada saat kegiatan orientasi mahasiswa baru.

Selain itu, organisasi profesi, organisasi masyarakat dan LSM peduli AIDS, masih perlu meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang HIV-AIDS, melalui kegiatan sosialisasi.

"Kita ketahui pengendalian HIV/AIDS sudah masuk dalam program SPM kesehatan dan juga penurunan epidemic HIV-AIDS menjadi salah satu indicator keberhasilan SDGs. Saya harap agar tiap peserta mengikuti dengan baik paparan materi yang disampaikan, untuk dijadikan acuan dalam pengendalian HIV/AIDS," harap gubernur.