Palu (Antaranews Sulteng) - Komunitas bienalithikum yang terdiri atas kumpulan seniman dan pakar situs megalith akan berkolaborasi dalam Festival Lembah Lore yang dijadwalkan berlangsung 8-11 November 2018 di Lembah Pekurehua, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Kawan-kawan yang tergabung dalam Bienalithikum tertarik dan sevisi terkait pelaksanaan Festival Lembah Lore untuk mendukung pengembangan sektor kepariwisataan di Sulawesi Tengah, khususnya Poso," kata Ketua Panitia Penyelenggara Mochammad Subarkah di Palu, Rabu.
estival ini, kata Abal, panggilan akrab Moh. Subarkah, akan menitik beratkan pada beberapa rangkaian acara yang menampilkan seni tradisi, budaya dan adat istiadat di Lembah lore.
Penampilan seni ini akan diperlengkapi pula dengan kuliner, mozaik tanaman obat-obatan, mozaik tanaman pangan dan pameran produk lokal khas Lembah Lore, serta lomba dan eksebisi foto yang mencerminkan Lembah Lore.
Festival Lembah Lore yang pertama kalinya digelar ini mengambil tema 'Merajut Tradisi Melestarikan Alam' yang diselenggarakan berdasarkan potensi lokal untuk mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat serta kebutuhan akan keterlibatan dan dukungan publik yang lebih besar.
Konsumen dan para pembuat kebijakan yang memiliki pengaruh yang besar dan kebanyakan berada di ibu kota provinsi dan nasional dapat menjadi pioner dalam membumikan entitas produk komunitas yang lestari dan berkelanjutan.
Baca juga: Warga Dikawasan Megalitikum Besoa Butuh Infastruktur Jalan
"Festival ini bukan hanya sebuah perayaan namun juga menjadi terobosan bagi 'community enterprises' yang berkelanjutan. Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung penjualan berkelanjutan dan dukungan terhadap produk lokal dari para pengambil keputusan dan konsumen," ujarnya.
Selama festival, katanya, isu kebijakan lintas sektoral yang memengaruhi keberhasilan atau bahkan kegagalan inisiatif masyarakat ini akan dibahas dalam beberapa diskusi yang dirancang semenarik mungkin.
Sementara itu, Neni Muhidin selaku inisiator kumpulan bienalithikum akan mengkaji dan mengeksplorasi melalui beragam kegiatan dalam bentuk seni pertunjukan dan pendidikan untuk memberi pengetahuan terkait situs megalith yang tersebar di seluruh Lembah Lore yakni Bada, Behoa dan Pekurehua.
"Kolaborasi dalam festival ini sangat menarik mengingat begitu kayanya budaya dan peninggalan di Lembah Lore yang mesti diketahui baik anak-anak maupun masyarakat kita dan masyarakat duni," ujarnya.
Salah satu cara memperkenalkannya adalah dengan mengemas sebuah iven yang menarik tentunya seperti yang direncanakan oleh kawan-kawan dari gabungan konsorsium yang bekerja di wilayah lanskap Lariang dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Poso.
Berita Terkait
Festival-Raudhah tegaskan perjuangan Guru Tua majukan pendidikan Islam
Kamis, 18 April 2024 22:34 Wib
Festival Raudhah Alkhairaat di Palu
Kamis, 18 April 2024 17:33 Wib
Tradis Lebaran Mandura di Palu
Kamis, 18 April 2024 17:14 Wib
Pemprov gelar Karnaval Budaya 2024 meriahkan HUT Ke-60 Sulteng
Kamis, 18 April 2024 12:22 Wib
Pemprov Sulteng dukung pelaksanaan haul pendiri Alkhairat "Guru tua"
Rabu, 17 April 2024 14:01 Wib
Buka puasa bersama 1000 anak yatim di Palu
Jumat, 22 Maret 2024 23:00 Wib
Fashion Show Festival Ramadhan di Palu
Sabtu, 16 Maret 2024 21:53 Wib
Lebih dari 3.200 orang terluka dalam festival pra-tahun baru Iran
Rabu, 13 Maret 2024 10:52 Wib