Potensi kelautan Sulteng belum dikelola maksimal

id PSI,Kelautan,Sulteng

Potensi kelautan Sulteng belum dikelola maksimal

Politisi PSI Andika (Antaranews Sulteng/istimewa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Potensi kelautan yang dimiliki Provinsi Sulawesi Tengah, dinilai belum dikelola secara maksimal untuk peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

"OPotensi kita sangat besar. Panjang garis pantai Sulawesi Tengah sekitar 4.013 km dengan jumlah pulau sebanyak 1.142 buah dan 976 yang sudah punya nama," ucap Andhika, politisi PSI Sulawesi Tengah di Palu, Sabtu.

Terkait potensi kelautan itu, Andika menilai, sebagai suatu modal besar kemaritiman yang terkesan dibiarkan begitu saja akibat belum maksimalnya pemanfaatan sumber daya kelautan menuju industri kemaritiman.

Salah satu potensi yang mubazir, menurut dia, adalah pengembangan rumput laut dan mutiara. Dua komoditas eksport ini seperti tidak mendapatkan perhatian.

Calon Anggota DPR RI daerah pilihan Sulawesi Tengah ini mengutarakan jika potensi itu dikaji berdasarkan garis pantai, maka miliaran rupiah dapat diraih daerah ini dari Produk Domestik Bruto (PDB) hanya dari dua sektor itu.

"Pulau kita banyak, garis pantai kita panjang, tapi justru kita hanya dikenal sebagai daerah penambang," ujar Andika.

Aktivis sosial dan lingkungan ini mengutarakan belum lagi potensi investasi industri maritim (perikanan) dan pariwisata di Teluk Tomini, tidak mengalami kemajuan signifikan.

"Industri pengolahan ikan untuk ekspor mentah yang kita kenal hanya ada di Luwuk dan Banggai Laut. Sementara hasil tangkapan di Teluk Tomini, Morowali dan Morowali Utara, sebagian besar dipasok ke Kendari dan Makassar sebagai pintu keluar," ujarnya.

Demikian pula, urai dia, dengan dukungan infrastruktur yang sudah dibangun pemerintah, baru sebatas Bandar Udara Tanjung Api di Kabupaten Tojo Unauna, dermaga penyeberangan (feri) di Poso dan Parigi, Pelabuhan Perikanan di Parigi dan Pagimana.

Hal ini, menurut dia, belum mencerminkan suatu proyeksi menuju industri kemaritiman.

"Belum kalau kita lihat dari sisi maraknya kerusakan hutan mangrove dan reklamasi pantai," ujarnya.

Baca juga: Sulteng kembangkan pembibitan sapi lokal (Vidio)