Catatan dari Peluncuran Buku Matahari Khatulistiwa

id Hidayat Lamakarate,Buku Khatulistiwa,Longki

Catatan dari Peluncuran Buku Matahari Khatulistiwa

Hidayat Lamakarate (kiri) tertawa lepas bersama Mantan Bupati Morowali dua periode Anwar Hafid (kanan) pada peluncuran buku Matahari Khatulistiwa, Rekaman Kehidupan, Karir dan Gagasan Birokrat Zaman Baru biografi Hidayat Lamakarate Senin petang (31/7) di Palu Grand Mall.  (fb.digner adam R?)

Karman Karim : Kalau ada masalah, Hidayat muncul maka akan selesai dengan cepat
Palu (Antaranews Sulteng) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, berpesan agar seorang pemimpin harus dapat menjaga dirinya dari berbagai macam godaan yang menghampirinya dengan cara senantiasa memperbaiki diri. 

Menurut Longki pemimpin harus memiliki setidaknya empat aspek kematangan dalam dirinya. Kematangan intelektual, politik, emosional dan spiritual. 

Hal itu disampaikannya pada peluncuran buku Matahari Khatulistiwa, Rekaman Kehidupan, Karir dan Gagasan Birokrat Zaman Baru biografi Hidayat Lamakarate Senin petang (31/7) di Palu Grand Mall. 

“Saya bangga hari ini dengan Hidayat Lamakarate pada peluncuran buku Matahari Khatulistiwa. Dengan ini anda siap dilihat (dikritik) dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jaga diri dan anda harus punya empat kematangan. Intelektual, politik, emosional dan spiritual," nasihat Longki. 

Longki memberikan dorongan kepada Hidayat agar terus berbuat terbaik bagi daerah dan negara. 

"Saya pesan jaga nama baik keluargamu. Karena keluargamu cukup dikenal di Sulawesi Tengah”, tutur Gubernur Longki.

Gubernur memberikan wejangan kepada Hidayat maupun kepada semua undangan yang hadir, bahwa pemimpin juga harus matang secara biologis. 

Karena sudah banyak contoh seorang pemimpin yang tidak dapat mengelola dorongan biologis tersandung masalah hukum. 

"Betapa banyak koruptor yang akibat hasrat biologis ditangkap dan kemudian divonis bersalah tetapi tidak dijadikan pelajaran bagi pemimpin lainnya," katanya. 

Launching buku yang dimoderatori Dr. Nur Sangaji, DEA berlangsung sangat akrab. Beberapa tokoh muda Sulawesi Tengah hadir di sana. 

Hadir antara lain mantan bupati Morowali Anwar Hafid, Bupati Sigi Irwan Lapata. Ada pula mantan walikota Palu Rudy Mastura, tokoh pengusaha Karman Karim. Serta terlihat pula perwakilan tokoh perempuan, tokoh pendidikan dan aktivis lingkungan. 

Prof. Jayadi Nurdin selaku Wakil Rektor Universitas Tadulako di sela-sela bedah buku mengatakan, ia sangat mengenal pribadi Hidayat. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang sangat menghormati orang yang lebih tua. Adat mencium tangan kepada yang lebih tua masih ia pegang teguh. 

“Saya melihat apa yang dilakukannya memberi inspirasi. Saya sudah berusia 68 tahun, saya tahu Palu ini. Mudah-mudahan putra Kaili yang sudah ditempa oleh keluarga yang baik dapat menjadikan Sulawesi Tengah lebih maju," katanya. 

Dia mengatakan ungkapan tentang 'kita kaya tapi belum berdaya', semoga menjadi sebuah kesadaran untuk lebih baik, dan selalu melaksanakan tugas dengan ikhlas.

Sementara itu Rahmad M. Arsyad, selaku penulis biografi Hidayat Lamakarate telah mengenal Hidayat sejak merintis karir. Hidayat dinilainya memiliki dedikasi tinggi, pengayom dan pamong di tengah masyarakat. 

“Solo punya Jokowi, Bandung punya Ridwan Kamil, Surabaya punya Risma, Bantaeng punya Nurdin Abdullah menurut saya Sulawesi Tengah ke depan punya seorang Hidayat Lamakarate," katanya. 
Rahmad menilai, karir Hidayat berlangsung cepat seimbang dengan karyanya selama ini. Misalnya, ketika menjabat Wali Kota Palu, Hidayat mampu membangun kolaborasi dengan pemuda tanpa anggaran pemerintah menggerakan 'Green & Clean' yang berbuah piala Adipura untuk Kota Palu. 

Juga ketika rakyat Kabupaten Banggai Laut yang sangat mencintainya, ketika menjadi penjabat bupati Hidayat, membangun infrastruktur dengan begitu cepat.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Irwan Lahace mengapresiasi terbitnya Matahari Khatulistiwa. Menurutnya buku adalah jendela dunia. Buku yang menceritakan tokoh daerah perlu diapresiasi. 
"Jangan sampai kita mengenal banyak tokoh dari berbagai belahan dunia, tetapi abai akan sejarah, serta tokoh yang ada di daerah kita sendiri," katanya. 

Berbeda pandangan dengan yang lain. Pengusaha Karman Karim menilai, Hidayat merupakan sosok yang inspiratif dan selalu punya solusi dari setiap detail permasalahan yang ada. 

“Kalau ada masalah, Hidayat muncul maka akan selesai dengan cepat”, ungkap pengusaha senior di Sulawesi Tengah itu. 

Hidayat Lamakarate sendiri tidak menyangka akan menulis mengenai perjalanan hidupnya dari awal pengabdian sebagai aparatur sipil negara, hingga saat sekarang menduduki jabatan strategis sebagai sekretaris daerah provinsi Sulawesi Tengah. 

Ia sempat berkonsultasi dengan beberapa pihak sebelum buku tersebut terbit, dukungan dari berbagai pihak memantapkan niatnya berbagi cerita serta pengalaman dalam Matahari Khatulistiwa. 

Menurutnya jika sejarah para pendahulu dijaga dengan budaya tutur, yang terkadang punya versi yang berbeda-beda. Maka sebagai manusia yang peradabannya terus berkembang perlu dijaga dengan budaya menulis. 

"Saya tidak pernah terpikir untuk menulis. Allah tahu apa yang kita perbuat. Kebaikan kita bagikan, biar orang lain berpandangan beragam. Untuk menjadi catatan generasi berikutnya," katanya. 

"Orangtua dulu punya budaya tutur dari mulut ke mulut. Dan terdapat banyak bias dan itu tidak dapat disalahkan. Itu perjalanan hidup saya, dari staf sampai dengan saat ini. Dan jabatan bagi saya adalah amanah”, ujarnya.(HSN/Humasprov)