Petani Parigi Moutong minim peralatan pertanian

id petani

Petani Parigi Moutong minim peralatan pertanian

Ilustrasi, Seorang petani membajak lahan menggunakan sapi untuk persiapan tanaman palawija di Kabupaten Sigi, Kamis (16/11). Meskipun penggunaan traktor untuk pengolahan tanah semakin mendominasi, namun sebagian petani di daerah tersebut memilih menggunakan tenaga hewan untuk membajak lahannya karena dinilai lebih hemat dibanding menggunakan mesin. (ANTARASulteng/Mohamad Hamzah).

Setiap kelompok berjumlah 25 orang dan luas lahan yang digarap perkelompok menjacapi 120 hektare sedangkan alat pembajak sawah hanya satu hingga dua unit yang digunakan, sementara petani juga dikejar target luas tanam dan panen
Parigi, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengaku bahwa sampai saat ini alat pengolahan pertanian di daerah itu masih sangat minim untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki guna meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikulura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun, di Parigi, Rabu mengatakan, jika dilihat dari luas areal persawahan yang produktif maka ketersediaan alat pertanian belum memadai.

"Setiap kelompok berjumlah 25 orang dan luas lahan yang digarap perkelompok menjacapi 120 hektare sedangkan alat pembajak sawah hanya satu hingga dua unit yang digunakan, sementara petani juga dikejar target luas tanam dan panen," ungkap Nelson.

Luas tanam padi Parigi Moutong mencapai 59.088 hektare dengan target produksi padi tahun ini sebesar 307.976 ton, sehingga perlu didukung dengan ketersediaan alat pertanian yang cukup.?Alat pertanian sudah menjadi kebutuhan petani untuk mendukung kelancaran pengelohan persawahan,ketersediaan peralatan juga bisa mempengaruhi tingkat produksi.

Adanya bantuan alat modern mesin tanam padi dari Pemerintah Provinsi Sulteng, petani Parigi Moutong semakin terbantu mengelolah lahan mereka, meskipun jumlanya masih kurang jika dibanding luas lahah yang hendak digarap.

Dengan keteratansan alat, maka pemerintah setempat mendampingi dan memfasilitasi petani membentuk usaha pelayanan jasa alsistan (UPJS) guna memudahkan petani mendapatkan ?alat-alat pertanian yang dibutuhkan.

"Sistemnya yakni pinjam pakai sesuai kesepakatan operasional kerja," kataya.

Ia menjelaskan, meski alat pertanian belum memadai, namun petni Parigi Moutong? mampu meningkatkan produksi pertanian mereka khususnya padi walau tidak maksimal.

"Terbukti Parigi Moutong saat ini mengalami surplus beras sebesar 115.000 ton, ini berkat kerja keras para petani yang bisa memaksimalkan peralatan yang minim," ujarnya.

Parigi Moutong merupakan salah satu daerah yang menjadi kantong produksi pangan untuk memenuhi ketersediaan pangan Sulteng.

"Kita tetap optimis produksi padi petani meningkat meskipun dengan segala keterbatasan," uturnya.