Alim ulama dukung Airlangga cawapres Jokowi

id airlangga,cawapres

Alim ulama dukung Airlangga cawapres Jokowi

residen Joko Widodo dan Menteri Perindustrian juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan keterangan usai olahraga pagi di Kebun Raya Bogor,Sabtu (24/3/2018). (ANTARA/Agus Salim)

Kapasitas dan kapabilitas serta visi-misi Airlangga Hartarto dalam penguasaan dan pengendalian ekonomi serta kedekatan Airlangga dengan ormas keagamaan serta aktivis kampus menjadi modal utuh gerakan moral nasional
Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Sejumlah alim ulama akan menyerahkan petisi serta dukungan kepada Presiden Jokowi dan mendukung Airlangga Hartarto sebagai cawapres. 
Ketua Umum Ikhwanul Muballighin KH Mujib Khudlori dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, mengatakan, dukungan itu akan diberikan usai keliling di beberapa wilayah sebagai dukungan untuk Presiden Joko Widodo dan Airlangga Hartarto.

"Kepemimpinan Pak Jokowi dinilai berhasil oleh masyarakat pada umumnya, katakan mungkin 80 persen masyarakat mengakui keberhasilan Bapak Jokowi telah membangun fisik dan mental," ujarnya. 

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh Jokowi itu dilakukan secara merata, mulai dari barat hingga timur Indonesia. 

"Fisiknya merata sampai ke Indonesia Timur, Papua. Dan membangun mental juga. Alhamdulillah Pak Jokowi memberi contoh yang baik, santun persuasif tidak gampang tersinggung itu cocok dengan nilai ke-Indonesiaan dan ketimuran, plus juga Bapak Airlangga Hartarto kita usulkan, muda-mudahan menjadi cawapresnya Jokowi," ujar Mujib.

Terkait usulan Airlangga Hartarto sebagai cawapres Jokowi, ia menilai Ketua Umum DPP Partai Golkar itu cocok menjadi cawapres Joko Widodo karena beliau merupakan ketua umum partai terbesar kedua.

"Kapasitas dan kapabilitas serta visi-misi Airlangga Hartarto dalam penguasaan dan pengendalian ekonomi serta kedekatan Airlangga dengan ormas keagamaan serta aktivis kampus menjadi modal utuh gerakan moral nasional," tuturnya.

Mujib juga mengingatkan para tokoh bangsa yang bersikeras mengajukan diri menjadi cawapres untuk bisa menyadari kemampuannya, karena suatu amanah diberikan kepada orang yang salah maka kehancuran akan didapatkan.

Bahkan, Mujib juga mengingatkan para tokoh-tokoh untuk tidak ambisius menjadi cawapres.

"Jika sesuatu diberikan kepada yang bukan ahlinya, tunggu saat kehancuran. Ustadz ya ustadz, pedagang ya pedagang, politisi ya politisi, masing-masing punya kemampuan jangan tumpang tindih. Jangan kita memberikan jabatan juga pada orang yang ambisius. Banyak yang ingin menjadi cawapres. Mungkin kiai juga ada, tapi tidak paslah," ujarnya.