Gubernur panen udang budidaya supra intensif di Ampana

id dkp sulteng,vaname,saupra intensif,ampana

Gubernur panen udang budidaya supra intensif di Ampana

Kepala Dinas KP Sulteng Dr Ir Hasanuddin Atjo, MP memberikan penjelasan mengenai teknologi budidaya udang Supra Intensif Indonesia pada panen perdana sistem budidaya ini di BPIP Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna, Kamus (9/8) (Antaranews Sulteng/Humas Pemprov Sulteng)

Palu (Antaranews Sulteng) - Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi yang didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Dr Ir Hasanuddin Atjo, MP dan Bupati Tojo Unauna Moh Lahay, SE, melakukan panen perdana udang vaname yang dibudidayakan dengan teknologi supra intensif Indonesia di Balai Perbenihan Ikan Pantai (BPIP) Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna, Kamis siang.

Panen yang dilaksanakan kali ini adalah panen tahap pertama dari beberapa tahap yang akan dilaksanakan dengan hasil 500 kilogram udang berukuran 50 ekor/kilogram. Di pasar lokal, udang ini laku dengan harga Rp60.000/kg.

Rencananya dalam 20 hari ke depan, akan dilakukan panen tahap II yang diharapkan bisa mengangkat sekitar 300 kg udang. Sistem pemanenan dilakukan bertahap sesuai tuntutan teknologi untuk mencapai tingkat produktivitas yang paling tinggi.

Di loaksi BPIP Ampana Tete ini, dilaksanakan budidaya pada kolam berukuran 18x18 meter yang diharapkan produksi totalnya hingga tahap akhir panen akan mencapai empat sampai lima ton karena teknologi supra intensif Indonesia ini memiliki tingkat produktivitas 153 ton/hektare.

Gubernur Longki Djanggola sangat mengapresiasi pengembangan budidaya udang dengan teknologi supra intensif temuan Dr Hasanuddin Atjo, MP tersebut.

"Saya heran kenapa alergi bila makan lobster tapi kalau udang vaname ini tidak, mungkin karena yang satu dari luar negeri tapi vaname dari Sulteng," ujar gubernur bergurau usai panen.

Baca juga: Teknologi budidaya udang supra intensif kini tersedia untuk UKM (vidio)
Baca juga: Ini Dia Tambak Udang Berproduktivitas Tertinggi Di Dunia


Dengan suksesnya panen udang vaname, gubernur barharap ada upaya lanjutan dalam memodifikasi metode ini supaya dapat dijangkau masyarakat umum karena metode sekarang dirasakan masih mahal untuik kalangan usaha kecil dan menengah.

"Coba fasilitasi kolam murah meriah yang tidak terlalu mahal investasinya agar penerapan teknologi ini meluas," pinta gubernur.

Gubenrur juga mendesak Bupati Touna Moh. Lahay untuk memfasilitasi masyarakat di daerahnya untuk mengembangkan teknologi ini dengan memanfaatkan pinjaman perbankan.

"Ada jalan-jalannya itu dan perbankan tidak boleh menolak," tegasnya.

Menurut gubernur, penyumbang tertinggi inflasi Sulteng hingga saat ini masih ikan laut padahal dengan luas laut mencapai 2/3 daratan, seyogianya Sulteng tidak mengalami kelangkaan ikan laut yang menyebabkan harganya melambung.

Baca juga: Tambak udang supra intensif skala rakyat hasilkan 700 kg (Vidio)
Baca juga: Prof Rhenald Kasali: Tambak Supra Intensif Sangat Menjanjikan


"Namun karena kurangnya kontrol, ikan-ikan yang ditangkap di laut oleh nelayan, langsung dijual di tengah laut untuk dibawa ke daerah-daerah lain yang konsumsi ikannya jauh lebih tinggi dari Sulteng.," ujarnya.

Belajar dari pengalaman itu, gubernur mengatakan bahwa kelebihan lain dari budidaya udang vaname di BPIP adalah memungkinkan untuk mengontrol hasil-hasilnya supaya lebih dulu ditujukan untuk memenuhi pasar dalam daerah baru kemudian dikirim keluar daerah. 

Sementara itu, sang penemu teknologi budidaya supra intensif yang juga Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo mengatakan bahwa untuk memenuhi pemrintaan gubernur, pihaknya telah menyediakan sistem budidaya supra intensif skala rakyat yang investasinya lebih murah sehingga bisa dijangkau oileh kebanyakan petambak di daerah ini.

"Dengan investasi sekitar Rp100 juta saja, seorang petambak bisa memiliki enam kolam budidaya dengan hasil yang sangat signifikan," ujarnya dan menambahkan bahwa teknologi budidaya skala rakyat ini sudah dilincurkan dan kini dalam tahap sosialisasi ke seluruh Indonesia.

Pada kesempatan itu, gubernur menyerahkan bantuan senilai Rp11 miliar bagi pengembangan budidaya perikanan darat dan tangkap kepada perwakilan dari 13 kabupaten/kota se-Sulteng. (Humas Pemprov Sulteng)
 
Gubernur Sulteng Longki Djanggola (kiri) menyerahkan bantuan pengembangan sektor perikanan darat dan penangkapan di laut kepada Bupati Tojo Unauna Muh. Lahay pada panen perdana sistem budidaya ini di BPIP Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna, Kamus (9/8) (Antaranews Sulteng/Humas Pemprov Sulteng)