Vaksinasi MR di Palu jauh di bawah target

id vaksin

Vaksinasi MR di Palu jauh di bawah target

Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyaksikan penyuntikan vaksin measles rubella (MR) pada pencanangan imunisasi massal MR di sela acara puncak Peringatan Harganas Tingkat Provinsi Sulteng di Parigi, Minggu (12/8) (Antaranews Sulteng/Humas Pemkab Parimo) (Antaranews Sulteng/Humas Pemkab Parimo/)

Palu  (Antaranews Sulteng) - Program vaksinasi massal Measles Rubella (MS) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, masih jauh dari target karena pelaksanaannya tidak berjalan sesuai harapan. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu dr Royke Abraham yang dihubungi Selasa, menyebutkan bahwa hingga Minggu (26/8), realisasi vaksinasi baru 22 persen dari target 62 ribu anak usia 7-15 tahun yang perlu diberi vaksin MR, pahal seharusnya akhir Agustus ini sudah 80 persen.

"Jadi terdapat selisih yang cukup besar. Harusnya akhir bulan Agustus ini sudah rampung atau minimal 80 sampai 90 persen dari target," katanya.

Realisasi vaksinasi MR kepada anak usia 7-15 tahun di Kota Palu, menurut Royke, adalah yang paling rendah di Sulawesi Tengah karena di kabupaten lain sudah mencapai 80-an persen.

Padahal selama ini Kota Palu dianggap sebagai daerah yang selalu berhasil melaksanakan vaksinasi dengan standar operasional yang terukur.

"Untuk pemberian vaksin kepada anak-anak Palu selalu mendapat penghargaan. Sayang pada vaksinasi massal MR ini kita kurang berhasil," kata Royke.

Meski begitu, Dinkes Palu tetap berusaha mengejar target itu dengan memperbanyak sosialisasi.?

Rendahnya realisasi, menurut dia, karena faktor kekuatiran orang tua terhadap informasi bahwa vaksi MR tidak halal.

"Ini pengaruh media sosial, tapi kita memaklumi hal itu," sebut Royke.

Ia menegaskan bahwa penyakit campak dan rubella sangat berbahaya bagi kesehatan serta rentan menyerang balita dan anak-anak, dan jika tidak ditangani secara serius penyakit tersebut bisa menyebakan kematian.

Rubella dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan organ tubuh bayi yang dilahirkan meliputi kelainan pada jantung dan mata, kemudian mengakibatkan tuli serta keterlambatan perkembangan anak.

Biasanya, penyakit menular itu menyerang anak yang belum mendapat penanganan vaksin campak, gondok dan rubella saat usia masih balita.


 Baca juga: Meski pro-kontra soal vaksin, Pemkot Palu lanjutkan imunisasi rubella