Polres Buol gandeng Ulama tingkatkan kualitas kamtibmas

id MUI

Polres Buol gandeng Ulama tingkatkan kualitas kamtibmas

Ketua MUI Kota Palu Prof Zainal Abidin MAg, foto bersama dengan petinggi kepolisian di Polda Sulteng dan Polres Banggai Kepulauan, serta Forkompimda kabupaten tersebut pada tabligh akbar Satuan Tugas Nusantara Polres Banggai Kepulauan tahun 2018, Minggu 19/8. (Antaranews Sulteng/istimewa) (Antaranews Sulteng/istimewa/)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Kepolisian Resort Kabupaten Buol, melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu untuk meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah tersebut.

"Iya, Kapolres Buol AKBP Budi Priyatno telah bersilaturahim dengan kami MUI Palu pada Senin (27/8) untuk membahas upaya peningkatan kualitas kamtibmas," ucap Ketua MUI Palu Prof Dr H Zainal Abidin MAg, di Palu, Selasa.

Satuan tugas Nusantara Polres Buol melibatkan MUI Palu dalam rangka tabligh akbar. Tabligh akbar menjadi salah satu pendekatan dari sisi agama untuk meningkatkan kualitas kamtibmas di Buol.

Prof Zainal Abidin mengemukakan, keamanan dan ketertiban menjadi kunci dan aspek terpenting yang harus diperhatikan oleh semua pihak.

Apalagi, Rektor Pertama IAIN Palu itu menyebut, semua daerah akan menghadapi momentum yang sangat penting yakni pesta demokrasi tahun 2019 mendatang.

Oleh sebab itu, keamanan dan ketertiban jelang pelaksanaan pesta demokrasi harus ditingkatkan, dengan melibatkan berbagai pihak serta menggunakan berbagai instrumen pendekatan termasuk agama.

"Keamanan dan ketertiban tidak hanya menjadi tanggung jawab kepolisian semata. Tetapi, menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk tokoh-tokoh agama," sebut Guru Besar Pemikiran Islam Modern itu.
 
Kapolres Buol AKBP Budi Priyatno silaturahmi ke Ketua MUI Palu Prof Dr H Zainal Abidin di kediamannya Jalan Pue Bongo Kecamatan Tatanga, Senin 27/8. (Antaranews Sulteng/istimewa)


Lebih lanjut Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menerangkan menguraikan terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam rangka mewujudkan perdamaian dan ketenteraman dalam kehidupan sosial.

Pertama, sebut dia, setiap orang/individu harus menghormati perbedaan yang ada, bahwa perbedaan merupakan ketentuan yang tidak dapat diintervensi oleh manusia.

Perbedaan agama, suku RAS, dan segalanya yang terjadi, merupakan kehendak Tuhan. Bukan kehendak manusia, karena itu sebagai seorang yang beragama harus menghormati perbedaan itu," sebut Zainal Abidin.

Kedua, jangan berprasangka buruk kepada seseorang atau kepada sekelompok orang, karena prasangka yang buruk dapat melahirkan fikiran dan tindakan yang buruk. Dengan begitu maka persaudaraan antarsesama manusia dalam kehidupan sosial akan putus bila diwarnai dengan prasangka buruk.

Ketiga, tidak boleh mengklaim bahwa faham dan aliran serta pendapat dari yang lahir dari seseorang atau sekelompok menjadi kebenaran mutlak, sehingga yang lain dianggap salah bila tidak sependapat.

"Perbedaan mazhab, aliran dan faham, serta perbedaan lainnya tidak terlepas dari ketentuan Tuhan. Karena itu harus dihormati, tidak boleh memonopoli kebenaran," urai dia.

Lebih lanjut dia menyampaikan pesan kepada umat Islam bahwa, dalam satu dunia, kita berbeda bangsa dan negara. Dalam satu bangsa dan negara, kita berbeda suku bangsa. Dalam satu suku bangsa, kita berbeda keyakinan dan agama. Dalam satu keyakinan dan agama, kita berbeda paham dan aliran.

Dalam satu paham dan aliran, kita berbeda pemahaman. Dalam satu pemahaman, kita berbeda pengalaman. Dalam satu pengalaman, kita berbeda penghayatan. Dalam satu penghayatan, kita berbeda keikhlasan. Dalam satu keikhlasan kita rawat kebhinekaan, kita mantapkan keberagaman untuk Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah.

Baca juga: Ulama: hati kunci terwujudnya persatuan dan perdamaian