Wall Street berakhir melemah di tengah ketegangan perdagangan

id wall street

Wall Street berakhir melemah di tengah ketegangan perdagangan

Ilustrasi- REUTERS/Lucas Jackson

New York,  (Antaranews Sulteng) - Bursa saham Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor cemas tentang ketegangan perdagangan antara Washington dan mitra-mitra dagang utamanya.



Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 12,34 poin atau 0,05 persen, menjadi ditutup di 25.952,48 poin. Indeks S&P 500 turun 4,80 poin atau 0,17 persen, menjadi berakhir di 2.896,72 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 18,29 poin atau 0,23 persen, menjadi berakhir di 8.091,25 poin.



Dow menurun terseret saham Nike dan Verizon yang berada di antara saham-saham berkinerjan terburuk. Saham Nike jatuh 3,16 persen dan Verizon merosot 2,17 persen pada penutupan pasar.



Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan sektor telekomunikasi dan real estat tertinggal di belakang. Nasdaq juga tergelincir, terutama dipimpin oleh penurunan saham Facebook.



Namun, Amazon mengalami hari yang besar. Raksasa e-niaga AS ini telah menjadi perusahaan AS kedua setelah Apple yang mencapai kapitalisasi pasar satu triliun dolar AS pada Selasa (4/9), karena sahamnya naik hampir dua persen ke setinggi 2.050,50 dolar AS per saham dalam perdagangan pagi.



Saham Amazon sedikit menurun setelah mencapai rekor tertinggi dan diperdagangkan pada 2039,51 dolar AS per saham pada penutupan perdagangan.



Para investor semakin khawatir atas meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra dagang utamanya, para ahli mencatat.



Amerika Serikat dan Kanada gagal memenuhi tenggat waktu Jumat (31/9) yang dipaksakan oleh pemerintahan Trump untuk mengubah perjanjian perdagangan NAFTA, karena perbedaan besar masih dalam pembicaraan bilateral.



Tidak jelas apakah kedua negara akan menyelesaikan perbedaan mereka dalam beberapa minggu ke depan.



Di sisi ekonomi, indeks manufaktur AS tercatat 61,3 persen pada Agustus, mengalahkan konsensus pasar, menurut Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa (4/9).