Pemkab Parigi Moutong benahi sentra IKM berbasis kelapa

id IKM,parimo,kelapa

Pemkab Parigi Moutong benahi sentra IKM berbasis kelapa

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Parigi Moutong, Oni Desianto (www.sulteng.antaranews.com/Moh Ridwan)



Parigi, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah terus fokus melakukan pembenahan sentra Industri Kecil Menengah (IKM) berbasis komoditas kelapa terpadu, yang direncakan dalam tiga tahapan.



"Kami belum membahas soal harga penjualan produk olahan dari sentra IKM," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Parigi Moutong, Oni Desianto di Parigi, Senin.



Oni menjelaskan tahap pertama, fokus pada produk pengolahan briket dan kopra putih,  tahap kedua yakni pengolahan sabut dan air kelapa untuk bahan baku pembuatan jok mobil dan minuman segar.  sementara tahap ketiga, masih berbasis pengolahan kelapa terpadu.



Ia menilai, persoalan harga penjualan produk, bisa ditentukan jika semua komponen tahap perencanaan sudah rampung. 



Sebab, pemerintah saat ini, sedang berkonsentrasi melakukan pembenahan secara internal, termasuk siapa yang akan diberi tanggung jawab untuk mengolah sentra tersebut. Apakah diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau dikelola langsung oleh pemerintah, dalam hal ini Perindag sebagai instansi sektor, meskipun secara fisik bangunannya sudah berdiri.



Baca juga: IKM Palu belum mampu penuhi permintaan pasar



kata Oni, IKM diberi peluang mengembangkan produk mereka di pabrik tersebut, untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.



Dia memperkirakan, pemanfaatan pabrik berbasis kelapa terpadu yang berdiri sejak 2016 lalu, dapat dimanfaatkan secara maksimal di tahun keempat atau tahun 2020.



Menurut Oni, kelapa menjadi salah satu komoditas unggulan sektor perkebunan, selain padi dari sektor pertanian. Melihat potensi itu, pemerintah setempat memanfaatkannya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.



"Pasar produk IKM ini di Solo, Jawa Tengah dan saat ini, kami sudah bekerjasama dengan salah satu distributor untuk penjualan produk," jelas Oni.



Menurut Ony, masyarakat dapat menjadi penyuplai bahan baku, sepanjang memenuhi standar kualitas.



"Tidak menutup kemungkinan Badan Usahan Milik Desa (Bumdes) menjadi mitra dan kami masih memprioritaskan komoditas kelapa, belum ada komoditas lain," kata Oni.