Pemkab Parigi Moutong miliki SMK Pariwisata

id smk,pariwisata,parigi,parimo

Pemkab Parigi Moutong miliki SMK Pariwisata

Gubernur Longki Djanggola meletakan bantu pertama pembangunan SMK Negeri Pariwisata Parigata di Kabupaten Parigi Moutong. (www.sulteng.antaranews.com/Humas Pemprov Sulteng)

Anggaran yang digunakan sebesar Rp2 miliar...
Parigi, (Antaranews Sulteng)  - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meletakan batu pertama pembangunan gedung SMK Negeri Pariwisata Parigata di Desa Lebo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Senin.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Irwan lahace mengatakan, pembangunan gedung SMK tersebut berdasarkan nota kesepahaman pejabat pembuat komitmen dengan Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud RI, dan sesuai inisiasi ibu anak harapan bangsa Sulteng Zalzulmidah A. Djanggola. 

“Anggaran yang digunakan sebesar Rp2 miliar, dengan pembangunannya 1 unit kantor, 6 unit ruang kelas, 1 unit perpustakaan serta ruang praktek siswa 1 unit,” kata Irwan.

Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai memberikan apresiasi kepada panitia pembangunan dan Pemerintah Provinsi Sulteng, atas dilaksanakannya pembangunan SMK tersebut.

Badrun berharap dengan dibangunnya sekolah itu, akan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik, terutama untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bagi generasi yang siap pakai, di masa yang akan datang.

“Di Parimo sudah banyak sekolah kejuruan, tetapi untuk jurusan pariwisata satu-satunya yang ada diwilayah ini,” jelas Wabup.

Sementara itu, Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan sesuai visi misi Pemprov Sulteng untuk lima tahun ke depan, akan memprioritaskan pembangunan sekolah kejuruan.

Selain itu, kata gubernur, Pemprov akan membangun 3 unit SMK Negeri pada tiga kabupaten, yakni SMK Negeri Pariwisata Parigata, SMK Negeri Industri di Bungku, Kabupaten Morowali dan SMK Industri di Toili di Kabupaten Banggai.

Gubernur mengimbau kepada pemerintah kabupaten, untuk segera melakukan penyelesaian lahan warga yang akan dibangun. Menurut gubernur, sampai saat ini, tempat yang akan dijadikan pembangunan gedung sekolah kejuruan belum diselesaikan pembayarannya.

“Ketika sudah berdiri bangunan, jangan sampai ada warga yang keberatan dan melakukan penyegelan,” tegas gubernur Longki.