PM Yaman dipecat karena krisis ekonomi

id yaman,hadi

PM Yaman dipecat karena krisis ekonomi

Presiden Yaman Abdu Rabbu Mansour Hadi (REUTERS/Khaled Abdullah)

Aden, Yaman,  (Antaranews Sulteng) - Presiden Yaman Abdu-Rabbu Mansour Hadi pada Senin (15/10) memecat Perdana Menteri Ahmed Obeid bin Daghr sehubungan dengan krisis tajam ekonomi dan pelemahan mata uang Yaman, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu, Saba.



Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Saba, "Presiden Hadi, yang didukung masyarakat internasional, mengeluarkan keputusan pemecatan tersebut setelah ketidak-pedulian dan kegagalan yang menyertai pemerintah bin Daghr terutama di bidang ekonomi."



Hadi mengangkat Maeen Abdulmalik Saeed sebagai Perdana Menteri baru, dan menyerahkan mantan perdana menteri bin Daghr untuk penyelidikan sehubungan dengan ketidak-efisiensian pemerintahnya berkaitan dengan Topan Mahra dan ambruknya ekonomi Yaman.



"Pemerintah gagal dalam meringankan penderitaan rakyat Yaman, menyelesaikan masalah mereka dan memenuhi tuntutan mereka sehubungan dengan ketidak-mampuan untuk melakukan tindakan nyata guna menghentikan memburuknya ekonomi negeri itu," demikian keputusan Hadi.



Perdana menteri baru tersebut sebelumnya bekerja sebagai menteri jalan raya dan jalan raya umum di kabinet bin Daghr serta berhasil di banyak proyek pembangunan kembali, kata beberapa pengamat, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.



Pada awal Oktober, Dewan Peralihan Selatan --yang pro-pemisahan diri-- menyalahkan Pemerintah Yaman atas korupsi yang marak, dan menyerukan perlawanan rakyat di Kota Pelabuhan Aden serta kota besar utama lain yang bertetangga.



Sebagai tanggapan, Pemerintah Yamah dan Kementerian Dalam Negerinya memperkuat langkah pengamanan di sekitar lembaga pemerintah di Aden dan berikrar akan melindungi kota itu dari anasir sabotase.



Kota Pelabuhan Aden di Yaman Selatan, tempat pemerintah Yaman untuk sementara berpusat, telah sering mengalami pemadaman listrik dan kekurangan layanan dasar termasuk air, sehingga membuat marah rakyat terhadap pemerintah lokal.



Negra Arab tersebut telah terperosok ke dalam perang saudara sejak milisi Syiah Al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah negeri itu secara militer dan merebuat semua provinsi di Yaman Utara, termasuk Ibu Kota Yaman, Sana'a, pada 2014.