SD GKST Imannuel Palu belajar di tenda

id sekolah, gempa

SD GKST Imannuel Palu belajar di tenda

siswa belajar sementara di tenda pasca gempa bumi dan tsunami di Palu (Foto Antara/Anas Masa)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Para siswa SD Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Imannuel Palu, selama beberapa hari ini masih belajar di tenda yang dibangun di halaman sekolah itu.

"Kami sudah sepekan ini melakukan aktivitas di tenda, sebab siswa masih takut untuk masuk ruangan kelas," kata Hana Larope, guru SD GKST Imannuel Palu, Rabu.

Ia mengatakan jumlah siswa yang datang setiap harinya terus bertambah.

Seperti hari ini, siswa yang masuk sekitar 40 orang dan sekarang ini meningkat menjadi 60 orang.

"Kita berharap hari-hari berikutnya akan semakin bertambah dan bisa kembali normal seperti biasanya," ujar dia.

Jumlah siswa SD GKST Imannuel Palu sekitar 600 orang.

Sebagian besar siswa yang belum bersekolah dikarenakan mereka masing mengungsi keluar daerah di Sulteng. Ada yang mengungsi ke Makassar, Manado dan Gorontalo serta Toraja.

Sebagian lagi ikut mengungsi bersama orang tua mereka ke kampung halaman dalam wilayah Provinsi Sulteng seperti ke Poso, Morowali Utara, Tolitoli dan Luwuk.

Meski sudah ada aktivitas, tetapi masih sebatas mengajak siswa bermain untuk memulihkan rasa trauma berat akibat bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu pada 28 September 2018.

Karena situasi yang masih belum normal, guru dan siswa pulang lebih awal dari biasanya.

"Jam 10.00 WITA guru dan siswa sudah pulang ke rumah," kata dia.

Gempa dan tsunami tidak hanya melanda Kota Palu, tetapi juga Kabupaten Donggala, terutama yang berada di pesisir pantai. Gempa bumi juga menimpa Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Sulteng dan Parigi Moutong.

Siswa yang?sudah masuk kembali ke sekolah terlihar berangsur-angsur mulai gembira setelah sebelumnya mengalami trauma yang cukup berat akibat gempa dan tsunami.

Sementara di sejumlah sekolah lain seperti SD Lolu di Jalan Wood Ward Palu belum terlihat ada aktivitas. Sekolah itu tidak ada satupun guru atau musid yang terlihat.

Pintu-pintu ruangan kelas yang ada masih terkunci.

Suasana sama juga terlihat di SD yang terletak di kawasan Jalan Kartina Palu. Tidak ada satupun ruangan kelas yang terbuka. Semua dalam kondisi pintu digembok.

Begitu pula guru dan siswa tidak terlihat di sekolah itu.