BNI dan Mandiri bangun hunian sementara korban bencana Sulteng

id BNI, gempa

BNI dan Mandiri bangun hunian sementara korban bencana Sulteng

Tim relawan asal Jawa Tengah sedang bekerja membangun hunian sementara untuk warga korban bencana di Kelurahan Petobo, Jumat (12/10). (Antaranews Sulteng/Ridwan) (Antaranews Sulteng/Ridwan/)

Sigi,  (Antaranews Sulteng) - Dua BUMN yakni Bank BNI dan Bank mandiri sedang membangun hunian sementara di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, untuk menampung para korban yang rumahnya hancur diterjang gempa bumi dan tsunami serta likuifaksi pada 28 September 2018.

Asisten II Sekab Sigi Iskandar Nontji kepada Antara di Biromaru, Kamis, di Kabupaten Sigi sudah di-`launching` kemarin pembangunan huntara pada dua lokasi yang ditangani Bank BNI dan bank Mandiri.

Hunian sementara bagi warga korban gempa di wilayah Sibayala Selatan, Kecamatan Dolo, sebanyak 100 kk dibangun oleh Bank Mandiri sementara untuk korban gempa di daerah yang sangat parah?terdampak likuifaksi di Desa Jonoge, Kecamatan Sigi Biromaru, sebanyak 300 unit dilakukan oleh Bank BNI.

Lokasi permukiman sementara di dua wilayah Sigi tersebut berada di atas tanah milik pemerintah desa dan masyarakat setempat.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kata Iskandar, Pemkab Sigi tentu akan membuat nota kesepakatan dengan pemilik lahan, meski itu hanya untuk sementara.

"Kita akan buat surat pernyataan?dan ditandatangani oleh pemilik, desa dan kecamatan," katanya.

Dengan demikian, kata dia, ada kekuatan hukum meski pemilik lahan telah memberikan dan meminjamkan tanahnya dengan sepenuh hati untuk digunakan membangun hunian sementara bagi para korban gempa bumi.

Selain di dua wilayah itu, juga akan dibangun hunian sementara di sejumlah titik di setiap kecamatan. Misalkan di satu kecamatan ada 10 desa yang terdampak bencana, maka akan dibangun tiga sampai empat titik lokasi permukiman sementara.

"Dan kita sedang menunggu data akurat mengenai warga yang membutuhkan huntara dari masing-masing wilayah terdampak untuk selanjutnya di tindak-lanjuti pembangunan hunian sementara.

Soal uji kekuatan tanah itu sendiri, kata Iskadar, sebelum dibangun hunian sementara tentu Pemkab Sigi berkoordinasi dengan pihak BMKG. Untuk sementara BMKG sudah memberikan rekomendasi bahwa lokasi-lokasi yang akan dijadikan tempat permukiman sementara cukup aman dari dampak gempa.

Data sementara bangunan rumah yang rusak berat akibat bencana di Kabupaten Sigi tercatat sekitar 10.000 unit tersebar di 13 dari 15 kecamatan yang ada di daerah itu.
 
Ilustrasi, Proses pembangunan hunian sementara (Huntara) untuk warga kehilangan tempat tinggal akibat gempa mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala yang juga dirasakan kuat di Parigi. (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo) (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo/)