Sulteng butuh 18.000 tenda untuk pengungsi korban bencana

id sulteng,tenda,bencana

Sulteng butuh 18.000 tenda untuk pengungsi korban bencana

Warga berjalan di antara tenda tempat tinggal terpadu bantuan masyarakat Turki bagi pengungsi terdampak gempa di Loli Saluran, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10). (Antaranews Sulteng/Syahrul Manda)

Palu (Antaranews Sulteng) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dibutuhkan 18.000 tenda untuk memenuhi kebutuhan penanganan pengungsi pascagempa disertai tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah. 

"Tidak semua pengungsi memakai tenda besar, tapi tenda keluarga. Kalau jumlah pengungsi sekitar 70 ribuan dan satu keluarga terdiri empat orang, maka kebutuhan tenda sekitar 18 ribuan," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja di Kantor Gubernur Sulteng, Palu,  Rabu. 

Menurutnya, kebutuhan tenda tersebut untuk keperluan warga korban gempa yang tidak memiliki rumah akibat rumahnya hancur terkena dampak gempa serta tsunami pada dua pekan lalu, 28 September 2018. 

Selain itu, telah mengalir bantuan-bantuan tenda dari beberapa lembaga kemanusiaan atau Non Governmental Organization (NGO) serta institusi terkait yang membatu korban pascabencana di Sulteng.

"Saat ini sudah terkumpul 5.000 tenda dan Palang Merah Indonesia menyiapkan 1.300 tenda. Ternyata, NGO juga punya kekuatan, tadi disampaikan ada tambahan tenda," ujarnya usai pertemuan dengan NGO di Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Kantor Gubernutr Sulteng. 

Baca juga: Unicef bantu Sulteng 400 tenda untuk sekolah darurat
Baca juga: Pemerintah bangun 1.200 hunian sementara korban gempa
Baca juga: ACT siap bangun 5000 hunian korban gempa Sulteng


Tugas dan fungsi BNPB, lanjut Wisnu, tidak hanya mengoordinator persoalan bencana juga sebagai katalisator guna memperlancar semua mekanisme, termasuk mempermudah pengiriman dan bea masuk pelabuhan maupun bandara.

"Nanti kalau masih kurang kita mendukung yang lain atau gap-nya mau berapa tenda atau dicarikan dari bantuan internasional. Kalau masih kurang lagi kita siapkan dana," ujar dia.

Sedangkan untuk kebutuhan tenda sekolah sebagai tempat belajar mengajar siswa diperlukan 800 unit yang disebar di tiga daerah yang terdampak gempa disertai tsunami dan likuifaksi.

Sebelumnya, lembaga kemanusiaan Unicef telah mengirimkan tenda 200 unit untuk digunakan sebagai tempat sekolah sementara, mengingat proses belajar mengajar siswa yang terdampak gempa di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala tergangu. 

Selain itu, sejumlah NGO juga menyiapkan tenda-tenda tidak hanya digunakan sebagai dapur umum juga dipakai sebagian untuk hunian korban gempa.
 
Gubernur Sulteng Longki Djanggola meninjau tenda terpadu untuk pengungsi korban bencana alam Palu-Sigi-Donggala bantuan Pemerintah Swiss yang didirikan di Desa Loli, Kabupaten Donggala, Senin (15/10) (Antaranews Sulteng/Humprov Sulteng)