Pemda bangun kelas darurat korban gempa Parigi

id Gempa Parigi,Kelas

Pemda bangun kelas darurat korban gempa Parigi

Ilustrasi, Proses pembangunan hunian sementara (Huntara) untuk warga kehilangan tempat tinggal akibat gempa mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala yang juga dirasakan kuat di Parigi. (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo) (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo/)

Ada lima kecamatan di wilayah terdampak cukup terparah, oleh karenanya kami mengambil langkah alternatif agar siswa tetap mengenyam pendidikan
Parigi, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat segera membangun kelas sekolah darurat bagi para korban gempa di daerah tersebut, mengingat kondisi gedung sekolah umumnya sudah tidak layak.

"Ada lima kecamatan di wilayah terdampak cukup terparah, oleh karenanya kami mengambil langkah alternatif agar siswa tetap mengenyam pendidikan," tutur Kepala Disdikbud Parigi Moutong Adrudin Nur di Parigi, Rabu.

Rencananya pembangunan kelas darurat, kata dia, di lima kecamatan yakni, Kecamatan Parigi, Parigi Selatan, Parigi Utara, Torue dan Toribulu diperuntukkan di enam Sekolah Menengah Pertama dan dua Sekolah Dasar.

Mantan Kepala Bappeda Parigi Moutong ini mengemukaan, rencana pembangunan kelas daruruat sudah dibahas beberapa waktu lalu setelah dilakukan pendataan dihampir seluruh sekolah di kabupaten setempat ada delapan sekolah yang rusak parah.

"Kami meninjau sejumlah sekolah yang ?rusak, seperti sekolah SD Inpres di Desa Dolago hampir seluruh ruang kelas itu rusak dan tidak layak digunakan," ungkap dia.

Setelah pendataan tersebut, pihaknya langsung melaporkan kepada Kementerian Pendidikan mengenai kerusakan sejumlah sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu.

"Kelas darurat ini di fasilitasi papan tulis dan siswa duduk beralaskan tikar. Di tenda ini tetap disesuaikan karena tidak ada fasilitas mobiler seperti sekolah pada umumnya" katanya.

Adrudin mengatakan belum bisa memastikan kapan kelas darurat itu dimanfaatkan, sebab yang bertanggung jawab pembangunan sarana pendidikan adalah Badan Penanggulanagn Bencana (BPBD) setempat.

"Kami menunggu dari BPBD karena mereka yang menyediakan fasilitas. Kami harap peserta didik berada di lima wilayah terdampak parah bisa mengukuti proses belajar mengajar agar tidak ada lagi anak sekolah yang tidak masuk kelas," harapnya.

Gempa bermaknitudo 7,4 pada Skala Richter mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, pada 28 September lalu juga dirasakan dampaknya di Parigi Moutong meluluh lantakan ratusan bangunan dan fasilitas umum lainnya.***