TNI buka TPA di lokasi pengungsian

id tni,trauma healing

TNI buka TPA di lokasi pengungsian

Sejumlah anak pengungsi korban gempa dan tsunami mengikuti "Trauma Healing" di lokasi pengungsian di Lapangan Vatulemo di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). Berbagai kegiatan yang bersifat mendidik dan menghibur dilakukan para relawan untuk menumbuhkan percaya diri dan menghilangkan trauma bagi anak-anak pengungsi gempa dan tsunami. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww.)

Seiring dengan kondisi sosial masyarakat yang mulai pulih, saat ini kita bantu pemulihan mental warga, terutama anak-anak melalui pendekatan spiritual
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Batalyon Arhanud 16/SBC Divif 3 Kostrad Tentara Nasional Indonesia (TNI) tergabung dalam satuan tugas (Satgas) penanggulangan bencana alam membuka taman pendidikan Al Quran (TPA) di lokasi pengungsian, Kelurahan Kayumalue, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Jumat.

Danyon Arhanud 16/SBC, Letkol Arh Agung Rakhman Wahyudi menjelaskan selama tiga pekan pascabencana, kegiatan lebih difokuskan pada penanganan evakuasi dan penyelamatan serta pemenuhan kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang dan tempat tinggal.

"Seiring dengan kondisi sosial masyarakat yang mulai pulih, saat ini kita bantu pemulihan mental warga, terutama anak-anak melalui pendekatan spiritual," kata Agung usai pembukaan TPA.

Dia menjelaskan dalam proses pemulihan dan rehabilitasi, tidak hanya difokuskan pada aspek fisik semata, namun harus diimbangi dengan aspek mental, sehingga paling efektif melalui penguatan spiritual yang diharapkan menumbuhkan kepercayaan diri untuk bangkit.

Anak-anak, secara psikologis belum stabil, jika dibiarkan, trauma mereka akan berkepanjangan, sehingga kita bangun pembelajaran agama di TPA, meski darurat,? jelas Agung.

Kata dia, di hari pertama pembukaan TPA diikuti oleh 50 anak, dengan dua pengajar dari Yon Arhanud 16/SBC serta dibantu para ibu majelis taklim Kelurahan Kayumalue.

Ini menunjukan, ibu-ibu sudah mulai bangkit untuk bersama-sama membangun Palu sesuai kemampuannya," ujarnya.

Agung menyatakan dalam beberapa waktu ke depan, akan diupayakan berbagai kegiatan bagi anak-anak yang sifatnya lebih mendidik sekaligus meningkatkan kembali kemauan untuk belajar untuk dapat mengembalikan kondisi mental mereka.

"Bersama mereka, seperti bersama keluarga sendiri. Anak-anak sangat antusias untuk belajar agama, demikian juga ibu-ibu dari majelis taklim juga begitu perhatian terhadap pembelajaran agama," kata Prada Khairul Anwar, salah seorang pengajar di TPA tersebut.

Hj Fitman Safrudin (45) dari majelis taklim setempat mengaku bersyukur atas inisiatif dibentuknya TPA di lokasi pengungsian.

"Pascabencana sampai sekarang, anak-anak sama sekali tidak ada belajar mengaji. Ini bisa juga untuk menghilangkan trauma mereka," katanya.
 
Baca juga: Korban gempa-tsunami Sindue trauma berat
Baca juga: Ansor lakukan pemulihan trauma anak-anak korban gempa