Kemenkes: sampah palu sudah ditangani cegah penyakit

id sampah

Kemenkes: sampah palu sudah ditangani cegah penyakit

Arsip Foto, Anggota TNI membantu membersihkan sampah yang memenuhi jalan raya di Kota Tolitoli pascabanjir bandang 3 Juni 2017. (Antarasulteng.com/Penrem 132/Tdl)

Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Kementerian Kesehatan melalui Subcluster Kesehatan Lingkungan dalam penanganan bencana Palu, bersama sektor lain telah mengangkut sampah yang menumpuk di lokasi pengungsian untuk mencegah penularan penyakit.

Siaran pers Kemenkes diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan 36 mobil sampah dikerahkan untuk mengangkut sampah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu.

Untuk mengantisipasinya, Kemenkes melalui Subcluster Kesehatan Lingkungan bersama sektor lain segera mengangkut sampah yang menumpuk di lokasi pengungsian.

Sampah yang menumpuk di pengungsian harus segera diangkut mengingat banyaknya perindukkan lalat apabila tidak segera ditangani. 

Dampak penumpukan sampah akan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya peningkatan kasus diare.

Tim sub cluster kesehatan juga meletakkan tempat pembuangan sampah sementara dalam bentuk bak-bak penampungan sampah sebelum diangkut oleh truk untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir. 

Sejak Jumat (19/10), mobil sampah sudah dioperasikan ke lokasi pengungsian di Petobo dan Balaroa yang populasi lalatnya sudah cukup padat, terutama di sekitar dapur umum.

Kemudian di pengungsian Kelurahan Duyu, penanganan sampah telah dilakukan dengan cara dibakar. Selain itu, telah disediakan enam toilet dari Kementerian PUPR dan akan ditambah 10 toilet lagi.

Sementara untuk mengatasi peluberan limbah toilet, lurah setempat juga diminta untuk menambah lubang serapan yang cukup luas. 

Sedangkan rencana pemasangan toilet yang baru juga akan ditambah dengan lubang resapan yang cukup luas agar tidak terjadi peluberan dari septic tank atau yang buntu karena penuh.

Untuk pencegahan diare yang dikhawatirkan telah menyebar ke pengungsi, tim Kesehatan Lingkungan telah berkoordinasi dengan Tim Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes untuk mendapatkan data kasus diare. 

Apabila ada ditemukannya kasus diare, berdasarkan data tersebut, akan langsung dilakukan intervensi berupa pengobatan dan intervensi dari segi lingkungan.