Presiden Erdogan: pembunuhan Khashoggi sudah direncanakan

id Jamal Khashoggi

Presiden Erdogan: pembunuhan Khashoggi sudah direncanakan

Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018). Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas hilangnya Jamal Khashoggi yang diduga tewas saat berada di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.)

Pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi sudah direncanakan

Ankara, Turki, (Antaranews Sulteng) - Pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2 Oktober "sudah direncanakan", kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (23/10).

Ketika berbicara selama pertemuan kelompok Partai Pembangunan dan Keadilan, yang dipimpinnya, di Parlemen, Erdogan menyampaikan perincian mengenai penyelidikan Turki tentang terbunuhnya Khashoggi.

"Pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi sudah direncanakan," kata Erdogan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ia menambahkan Turki memiliki bukti kuat bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan.

Erdogan menyatakan bahwa semua keterangan, bukti yang telah diungkapkan setakat ini memperlihatkan bahwa Khashoggi adalah korban pembunuhan brutal.

Presiden Turki itu mengatakan beberapa tim Arab Saudi melakukan penelitian di Hutan Beograd di kota tersebut dan Provinsi Yalova di bagian barat-laut sebelum membunuh Khashoggi.

Di dalam pidatonya, Erdogan juga mengatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi secara resmi mengakui pembunuhan Khashoggi 17 hari setelah wartawan itu hilang.

"Konvensi Wina takkan mengizinkan pembunuhan 'brutal' semacam itu terjadi," kata Erdogan.

"Kekebalan diplomatik, yang menjadi bagian dari Konvensi Wina, akan diperdebatkan," katanya.

Secara terpisah, Erdogan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat Khashoggi.

Khashoggi, seorang kolumnis buat The Washington Post, telah hilang sejak ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Setelah membantah bahwa Arab Saudi mengetahui keberadaan Khashoggi selama dua pekan, Riyadh pada Sabtu (20/10) mengatakan Khashoggi terbunuh selama perkelahian di dalam Konsulatnya di Istanbul.

Jenazahnya belum ditemukan, dan Arab Saudi juga belum menjelaskan perubahan keterangannya.

Pada hari hilangnya Khashoggi, 15 lagi warga negara Arab Saudi --termasuk beberapa pejabat-- tiba di Istanbul dengan naik dua pesawat dan mengunjungi Konsulat itu saat ia berada di dalamnya, kata beberapa sumber polisi Turki. Semua orang yang diidentifikasi tersebut sejak itu telah meninggalkan Turki.