Warga lindu keluhkan pendistribusian bantuan korban gempa

id lindu, gempa

Warga lindu keluhkan pendistribusian bantuan korban gempa

SD BK Puroo di Desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi rata dengan tanah. (Foto Antara/Asyandi

Sigi, (Antaranews Sulteng) - Sejumlah warga di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, mengeluhkan pendistribusian logistik bagi para korban gempa bumi di wilayah itu hingga kini tidak merata.

"Semua logistik menumpuk di satu desa," kata Apek, tokoh pemuda di Desa Tomado, ibu kota Kecamatan Lindu kepada Antara, Rabu.

Ia mengatakan, sebenarnya ada posko induk bencana alam yang dipusatkan di ibu kota kecamatan, tetapi entah kenapa tidak difungsikan.

Justru droping logistik bantuan bencana alam di wilayah tersebut dialihkan ke Desa Puro`o, desa pertama di Kecamatan Lindu.

Di Lindu sendiri kata dia, ada lima desa yakni Puro`o, Langko, Tomado, Anca dan Olu. Khusus Desa Olu terletak di seberang Danau Lindu sehingga untuk menjangkau mereka hanya bisa dengan menggunakan perahu motor.

Apek mengaku pembagian bantuan logistik di wilayah tersebut tidak merata, termasuk tenda yang dibutuhkan masyarakat karena kebanyakan rumah hancur akibat gempabumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018 sampai sekarang ini belum juga didistribusikan.

"Semua bantuan logistik untuk korban gempa di Lindu menumpuk di posko desa di Puro`o," kata dia.

Karena itu, ia meminta agar posko induk di kecamatan difungsikan agar pendistribusian bantuan dapat dilakukan segera dan diterima merata oleh warga di lima desa di Kecamatan Lindu.

Sementara Camat Lindu Karya yang dikonfirmasi tidak berhasil ditemui.

Informasi yang dihimpun dari masyarakat di Lindu, camat sejak gempa bumi hingga kini berada di Kota Palu. "Yang ada hanya pak sekcam saja," kata Merry, guru SD di kecamatan itu.

Ia juga meminta agar semua logistik untuk korban bencana aman di Kecamatan Lindu agar dipusatkan di Posko Induk kecamatan agar pendistribusian dilakukan secara merata dan benar.

Selama ini pendistribusian logistik bencana alam di wilayahnya tidak merata sehingga menimbulkan kecemburuan di tengah-tengah masyarakat karena hanya diprioritaskan kepada warga Desa Puro`o.

Kecamatan Lindu yang selama ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata karena terdapat destinasi wisata menarik dan unik, akses jalannya putus akibat bencana alam.

Badan jalan dari Desa Sadaunta menuju Poro`o tertimbung materian longsor menyebabkan desa-desa di Kecamatan Lindu terisolir dan bantuan logistik korban gempa terpaksa dilakukan dengan menggunakan helikopter.

Lindu sendiri terletak pada ketinggian sekitar 2.000 meter dari permukaan laut dan harus melewati kawasan hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang masuk dalam cagar biosfer Lore Lindu yang ditetapkan Unesco pada 1977.

Di Kecamatan Lindu terdapat danau dan makam raja Lindu serta berbagai jenis flora dan fauna endemik yang selama ini menjadi daya tarik para wisatawan manca negara untuk megunjunginya.