Menteri pertanian motivasi petani di Parigi Moutong

id mentan

Menteri pertanian motivasi petani di Parigi Moutong

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Foto Antara/dok)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan motivasi bagi ratusan petani, kelompok tani hingga penyuluh pertanian dalam kunjungannya di Desa Kasimbar Palapi, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Kamis.

Kalau ada orang mengeluh selalu gagal, kalau ada orang bawa proposal berarti miskin. Kenapa, karena mereka tidak pernah yakin dengan dirinya,? katanya saat mengujungi Parigi Moutong didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Sulawesi Tengah, Tri Iriani Lamakampali.

Menteri Amran yang memiliki seorang ayah dengan pangkat sersan mayor, saat itu membesarkan 12 anaknya dengan gaji Rp116 ribu. Namun mereka berkeyakinan, walaupun lahir di desa dengan kondisi miskin, tidak akan mau mati di desa dengan kondisi miskin pula.

Sedikit-sedikit minta bantuan ke pak bupati. Tetapi manusia yang mulia di mata Allah, adalah tangan di atas," katanya.

Menteri Amran menjelaskan jika ingin menjadi orang mulia, berhasil dan masuk surga, maka berhentilah meminta-minta. Memintalah kepada Allah, bukan pada camat, bupati atau menteri. Karena yang dikatakan berdoa sesungguhnya itu disertai dengan ikhtiar atau bekerja.

Saya dulu umur 9 tahun di kelas 4 SD, sudah jual batu gunung, makanya tangan kami besar-besar. Waktu SD sudah jual batu dan tangkap ikan di sungai. tetapi itulah yang membuat kami berdiri di tempat ini, orang hebat dan petarung lahir di ombak yang besar," tegas Menteri Amran yang disambut ratusan tepuk tangan.

Menurut dia, sebagai orang tua, jangan terlalu memanjakan anak-anak, apalagi dengan uang, karena masa depan mereka pasti akan suram.

Dia mengatakan jika dihitung secara matematika, tidak mungkin dirinya menjadi menteri. Kalau pun karena doa, anak ustad bisa menjadi menteri. Kalau karena uang, anak konglomerat yang dapat menjadi menteri.

Tapi Allah melihat keikhlasan, bekerja dan bekerja tampa pamrih serta menolong orang lain," ujarnya.

Hidup ini hanya sekali kata Menteri, sebagai anak desa, dirinya ditakdirkan menjadi menteri, yang tidak punya keluarga pejabat dan tidak pernah bermimpi jadi menteri. Namun saat ini, dirinya dapat diperhitungkan karena program dan keihklasan sebagai pemimpin.

Saya katakana, aku wakafkan diri ini, untuk Negara ini selama 5 tahun," tegas Menteri Amran.

Menurut Amran, jangan menjadi seorang menteri ketika dilantik sudah bergaya, karena itu bukan milik menteri itu, semuanya akan dipertanggungjawabkan nanti di akhirat.
 
Mentan Amran Sulaiman dipasangi siga (topi kebesara) saat disambut secara adat oleh masyarakat Kasimbar Palapi, kabupaen Parigi Moutong, Kamis (1/11) (Antaranews Sulteng/Humas Pemda Parimo) 


Dan itu boleh dibuktikan, kami berkeliling dunia hingga saat ini, kami diperhitungkan oleh negara-negara lain,? kata Menteri Amran.

Dia juga menyingung kebiasaan masyarakat yang setiap hari bangum pukul 7 pagi, lalu pukul 10 sudah mulai ngantuk, kemudian pukul 5 sore mulai membahas pilpres, pileg hingga Pilkada.

Apa urusanmu, ini menang, itu menang. Menang dan kalah juga tidak dapat apa-apa, hanya saling berbantahan saja,? tutur Menteri.

Tetapi yang dilakukan masyarakat khususnya petani adalah bekerja dan terus bekerja. Karena dengan itu, masyarakat Parigi Moutong bisa mengoncangkan Sulawesi Tengah, sebagai lumbung pangan.

Saat memberikan sambutan, Menteri Amran juga memanggil salah seorang petugas penyuluh lapangan (PPL). Menteri menanyakan sejumlah pertanyaan diantaranya pukul berapa dia bangun tidur, pulang bekerja dan berapa kelompok tani yang dikunjungi dalam sehari.

PPL itu berkata jujur, jika dirinya bangun pukul 7 pagi, pulang ke rumah pukul 3 sore dan mengunjungi 2-3 kelompok tani dalam sehari.

Saya bangun pukul 4 subuh, pulang ke rumah di atas pukul 12 malam, waktu jadi PPL mengunjungi 25 rumah petani dalam sehari,? kata Menteri.

Dari itu, Menteri Amran berharap, adanya pola pikir masyarakat, jika ingin berhasil dan sukses sebagai seorang petani atau seorang pekerja di bidang apa pun.

Bapak/ibu, apa yang kalian kerjakan itu yang kalian panen," ujar Menteri.

Seorang laki-laki kata Menteri, jika ingin berhasil, jangan mau kena sinar matahari di dalam rumah, tetapi harus bergerak dan bekerja. Demikian pula seorang ibu, jika di rumah, harus memiliki aktivitas lain, misalnya beternak ayam. 

Baca juga: Mentan janji cetak 100 hektare sawah baru di Parimo