Destinasi wisata baru di Donggala pascagempa

id donggala,destinasi wisata

Destinasi wisata baru di Donggala pascagempa

Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras/18. (Antaranews Sulteng/Muh. Adimaja)

Darah: "saya langsung meneteskan air mata ketika melihat apa yang terjadi di daerah ini.
Donggala (Antaranews Sulteng) - Ada hal yang menarik dan unik setelah gempabumi bermagnitudo 7,4 SR dan diikuti tsunami pada 28 September 2018 di Kabupaten Donggala, yakni munculnya destinasi wisata baru.

Pantauan Antara, Senin, dalam beberapa pekan terakhir ini, destinasi baru yang terletak 25 kilometer Utara Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng itu banyak dikunjungi wisatawan, termasuk dari berbagai negara di dunia.

Obyek wisata menarik dan unik tersebut adalah sebuah kapal motor (KM) Sabuk Nusantara yang terdampar ke darat di Desa Wani, Kabupaten Donggala.

Pemandangan tidak lazim itu menjadi daya tarik tersendiri baik bagi wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara, yang banyak berdatangan ke lokasi yang bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan sepeda motor atau naik mobil selama setengah jam itu.

Siapa saja yang berkunjung, rasanya tidak lengkap jika hanya menyaksikan kapal yang dipaksa bencana alam gempa dan tsunami untuk berlabu di darat, tanpa mengambil gambar (foto).

Destinasi wisata unik pertama di Sulteng, bahkan mungkin di Tanah Air ini menjadi obyek utama berfoto.

Setiap pagi, sore, bahkan malam lokasi terdamparnya KM Sabuk Nusantara banyak diserbu para pengunjung.

Darah, gadis asal Surabaya mengatakan senang bisa mengunjungi destinasi wisata yang baru pertama kali dilihatnya itu.

"Saya sudah beberapa hari berada di Kota Palu hanya untuk melihat secara dekat dampak dari gempa bumi dasyat dan tsunami yang menimpa Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi.

Selama berada di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu, telah mengunjungi semua lokasi likuifaksi gempabumi baik di Palu maupun Sigi," kata dia.

Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sulteng sunggu menyedihkan dan memiluhkan hati siapa saja yang merasakan, bahkan hanya datang melihat.

"Saya sendiri langsung meneteskan air mata ketika melihat apa yang terjadi di daerah ini," katanya.

Selain mengunjungi lokasi likuifaksi di Petobo dan Balaroa di Kota Palu, juga di Desa Jonoge, Kabupaten Sigi.

Sebelum kembali ke Surabaya, dia menyempatkan waktu beberapa hari mengunjungi destinasi wisata unik yakni lokasi terdamparnya KM Sabuk Nusantara di Desa Wani.

Menurut dia, destinasi ini akan menjadi sumber penghasilan baik bagi daerah dan perolehan devisa bagi negara.

Karena itu, pemerintah daerah perlu menjaga dan merawatnya dengan baik lokasi tersebut.
 
Warga berada di dekat kapal TNI AL yang terdampar di jalanan akibat tsunami di Watusampu, Ulujadi, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10). (Antaranews Sulteng/Muh. Adimaja)