Pengungsi Petobo kekurangan air bersih

id Pengungsi,kekurangan air,petobo,palu

Pengungsi Petobo kekurangan air bersih

Warga mengisi galon dengan air siap minum bantuan Kementerian ESDM di Lokasi Pengungsian Halaman Masjid Agung di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/10/2018). Bantuan air siap minum gratis oleh Kementerian ESDM itu membantu masyarakat korban gempa dan tsunami untuk memperoleh air minum bersih dan sehat. (Antaranews Sulteng/Muh. Hamzah)

Palu (Antaranews Sulteng) - Ratusan pengungsi korban bencana yang menghuni tenda-tenda pengungsian di Kelurahan Petobo, Kota Palu, mengaku kekurangan air bersih.

"Sekarang suplay air bersih kadang masuk kadang tidak. Biasa masuknya pagi, sore tidak masuk," kata Abdul Naim, salah seorang pengungsi yang juga Ketua RT 1/RW 5 Petobo yang ditemui di Palu,  Senin petang.

Hal yang sama dikemukakan Nining, penghuni lainnya yang menyebutkan bahwa sudah tiga hari ini tandon-tandon pengisian air sudah tidak lagi diisi seperti biasa.

"Ada juga pelayanan air bersih tapi langsung ke tenda-tenda, itupun tidak rutin. Jadi hanya sebagian yang terlayani," ujar ibu empat anak itu.

Warga Kelurahan Petobo saat ini mengungsi di lahan seluas 140 hektare bagian timur kelurahan itu yang berbatasan dengan Desa Ngata Baru, Kabupaten Sigi.

Air beraih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, sehingga sangat rentan penyakit jika kebutuhan dasar tersebut tidak terpenuhi dengan baik, apalagi posisi pengungsi berada lahan tandus yang panas dan sulit air bersih. 

Baca juga: Pengungsi susah dapat air bersih

Abdul  Naim memaparkan di tenda pengungsian sudah disediakan tong penampungan air, namun kondisi itu belu menjamin ketersediaan air secara maksimal. 

"Di tenda pengungsian saya disediakan lima tong penampungan air yang melayani sekitar 70 kepala keluarga. Dalam sehari kami pakai air itu tidak cukup, itu pun hanya dipakai mencuci pakian dan piring. Paling tidak kami butuh tujuh tong air/hari," ungkap Naim. 

Situasi seperti memaksa pengungsi harus mencari sumber air yang dekat digunakan untuk mandi dan mencuci pakain, salah satunya di sungai Desa Ngata Baru.

"Kadang ada juga yang mandi di rumah warga Kelurahan Kawatuna, dan ada yang mandi di sungai karena aksesnya dekat dengan lokasi pengungsian," tambahnya.

Namun, kata Nining, air sungai itu juga semakin sedikit airnya bahkan dikhawatirkan kering dalam waktu yang tidak terlalu lama karena Kota Palu ini belum pernah diguyur hujan yang deras.

Selain air bersih, pengungsi di Petobo juga membutuhkan jaringan listrik, sebab di titik tertentu sebagian tenda sudah teraliri listrik karena posisinya berdekatan dengan tiang listrik namun sebagian besar masih gelap.

"Kalau bisa pemerintah menyediakan kami panel tenaga surya sehingga tenda kami bisa terang kalau memang strom tidak bisa diambil dari tiang listrik PLN," pinta Naim. 
Relawan mengisi wadah dengan air bersih di kamp terpadu pengungsian korban likuifaksi Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (19/10/2018). Sejumlah relawan, TNI, dan Polri menyuplai kebutuhan air bersih bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal di wilayah tersebut. (Antaranews Sulteng/Basri Marzuki)